Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bantuan Pangan Nontunai Ditambah Rp40.000, Ini Alasannya

Pemerintah siap menyalurkan bantuan pangan nontunai (BPNT) mulai Januari 2020 senilai Rp150.000 per keluarga penerima manfaat (KPM).
Warga memerlihatkan Kartu Keluarga Sejahtera saat pencairan Bantuan Pangan Nontunai di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (24/2)./Antara-Didik Suhartono
Warga memerlihatkan Kartu Keluarga Sejahtera saat pencairan Bantuan Pangan Nontunai di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (24/2)./Antara-Didik Suhartono

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah siap menyalurkan bantuan pangan nontunai (BPNT) mulai Januari 2020 senilai Rp150.000 per keluarga penerima manfaat (KPM).

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan penambahan selisih Rp40.000 merupakan realisasi dari janji Presiden atas kartu sembako murah. Selain itu bertujuan agar masyarakat membeli tambahan pangan, seperti ikan, daging ayam, dan kacang-kacangan.

"Diharapkan penambahan ini dapat memberikan kekuatan baru bagi masyakarat kurang mampu untuk membeli lebih, tidak sekadar telur dan beras," katanya dalam siaran pers, Selasa (17/12/2019).

Dia menyebutkan bahwa program bantuan ini juga akan terus berjalan di Papua dan Papua Barat.

Muhadjir menambahkan bahwa penyaluran bantuan akan disalurkan kepada masyakarat mulai awal januari sehingga program dapat dirasakan secepat mungkin dan punya dampak signifikan dalam mengentaskan kemiskinan yang masih 9,4%.

Sementara itu, Menteri Sosial Juliari Batubara Kemensos menyatakan siap menyalurkan program keluarga harapan (PKH) dengan alokasi sekitar Rp7 triliun dan BPNT sekitar Rp2 triliun.

"Ini juga dilakukan pemerintah untuk meningkatkan konsumsi di masyakarat di level paling bawah sehingga pemerintah tidak sekadar meluncurkan program bantuan sosial, tetapi juga mengajak masyakarat untuk meningkatkan konsumsi," ujarnya.

Menko PMK menyatakan program bantuan ini akan dikoneksikan dengan program penanggulangan stunting. Oleh karena itu, akan ada kerja sama antara Kementerian Sosial dengan Kementerian Kesehatan untuk mengintervensi langsung pengentasan stunting dan penyakit menular, terutama TB.

Penderita TB di Indonesia masih sangat tinggi, yakni sekitar 845.000 orang dan sekitar 360.000 penderita tidak terdeteksi serta memiliki potensi untuk menularkan penyakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper