Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan mencapai 6% dalam waktu 5 tahun. Untuk itu, peningkatan konsumsi domestik serta diversifikasi ekspor akan dilakukan.
Hal tersebut tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang dikeluarkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada Senin (16/11/2019).
Berdasarkan RPJMN 2020-2024, pertumbuhan ekonomi ditargetkan meningkat rata-rata 6% per tahunnya hingga 2024. Angka ini akan diawali dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% pada 2020.
Sementara itu, menurut perhitungan Bappenas, angka pertumbuhan ekonomi akan mencapai tingkat 6% pada 2023, tepatnya 6,3% dan menyentuh 6,8% pada 2024.
Berdasarkan laporan tersebut, salah satu kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkualitas dalam 5 tahun ke depan adalah melalui transformasi struktural.
"Hal ini terutama didorong oleh sejumlah hal, yakni revitalisasi industri pengolahan, dengan tetap mendorong perkembangan sektor lain melalui transformasi pertanian, hilirisasi pertambangan, pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, dan transformasi sektor jasa," tulis laporan tersebut
Dari sisi permintaan domestik, konsumsi masyarakat ditargetkan tumbuh rata-rata 5,6% per tahun. Peningkatan, tersebut didorong oleh naiknya pendapatan masyarakat seiring dengan penciptaan lapangan kerja yang lebih besar, stabilitas harga, dan bantuan sosial pemerintah yang lebih tepat sasaran.
Adapun konsumsi pemerintah diproyeksikan tumbuh rata-rata 4,9% per tahun yang didukung oleh peningkatan belanja pemerintah, baik pusat maupun transfer ke daerah. Peningkatan ini diperhitungkan seiring dengan kenaikan pendapatan negara, terutama penerimaan perpajakan.
Dari sisi investasi, pemerintah menargetkan kenaikan hingga menyentuh angka 7%. Guna mencapai target tersebut, investasi swasta, baik asing maupun dalam negeri akan didorong melalui deregulasi prosedur investasi, sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perizinan.
Selanjutnya, ekspor barang dan jasa diprediksi tumbuh rata-rata 4,8% per tahun. Peningkatan ekspor barang pada rentang tahun 2020-2024 akan didukung oleh revitalisasi industri pengolahan yang mendorong diversifikasi produk ekspor non-komoditas, terutama produk manufaktur berteknologi tinggi dan
mengurangi ketergantungan impor.
Selain itu, peningkatan juga akan ditopang oleh peningkatan ekspor jasa, utamanya jasa perjalanan, melalui pengembangan sektor pariwisata. Diversifikasi ekspor tidak hanya dilakukan dari sisi produk, tetapi juga memperluas negara tujuan ekspor.
"Perluasan pasar ekspor utamanya akan dilakukan ke kawasan Afrika," tulis laporan tersebut.