Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan Industri Terpadu Jadi Solusi Turunkan Biaya Logistik

Fasilitas dalam pembangunan kawasan industri terpadu menjadi kunci untuk menarik pelaku industri masuk ke suatu kawasan.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (ketiga kanan), Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (keempat kanan) dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kelima kanan) menerima pengurus Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Produsen Serat Sintesis dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019)./ ANTARA-Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (ketiga kanan), Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (keempat kanan) dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kelima kanan) menerima pengurus Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Produsen Serat Sintesis dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019)./ ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri menilai kehadiran kawasan terpadu sangat dibutuhkan dunia usaha lantaran biaya logistik yang masih tinggi.

Asosiasi Pertekstilan (API) menyatakan fasilitas dalam pembangunan kawasan industri terpadu menjadi kunci untuk menarik pelaku industri masuk ke suatu kawasan.

Asosiasi menilai sistem pengolahan limbah dan pembangkit listrik tenaga gas mandiri merupakan salah satu yang dianggap penting bagi pelaku industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

“Ditambah lagi kalau ada industri hulu, antara, dan hilirnya. Itu sudah pasti bagus. Kalau di kawasan industri semua lengkap fasilitasnya dan lengkap dari hulu ke hilir, sudah pasti efisien,” kata Sekretaris Jenderal API Ernovian G. Ismy kepada Bisnis belum lama ini.

Adapun terkait dengan biaya logistik, Ernovian menyatakan pentepan harga harus terbuka. Menurutnya, salah satu sistem logistik yang dapat dicontoh adalah Cikarang Dry Port yang berada dalam Kawasan Industri Jababeka. Namun menurutnya, inisiasi pembangunan kawasan industri tersebut harus berawal dari pemerintah.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menawarkan untuk mendirikan sentra industri tekstil di Jawa Tengah, tepatnya di Brebes dan Tegal. Menanggapi tawaran tersebu, pelaku industri meminta pemerintah mendorong pendirian sentra tersebut dengan menyediakan beberapa fasilitas, khususnya fasilitas pemrosesan limbah.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat sebelumnya mengatakan Presiden Jokowi menawarkan agar sentra pabrikan TPT didirikan di Tegal. Menurutnya, lahan yang disiapkan di Tegal seluas 42 hektare. Selain itu, Ade mengusulkan agar masa guna bangunan pabrikan diperpanjang menjadi 50 tahun.

Sekretaris Perusahaan PT Pan Brothers Tbk. Iswar Deni menilai pemilihan Jawa Tengah sebagai sentra industri TPT merupakan langkah yang bagus. Menurutnya, pemindahan sentra industri TPT dari Jawa Barat ke Jawa Tengah dapat memperkuat daya saing dan daya dukung TPT nasional.

“TPT itu, khususnya proses produksi tekstil ke garmen, bisa dengan cepat kembali investasinya. TPT juga sudah ditentukan menjadi salah satu sektor unggulan,” ujarnya kepada Bisnis.

Iswar mengatakan industri TPT merupakan industri padat karya yang sesuai dengan kondisi tenaga kerja di dalam negeri. Pihaknya telah mendirikan pabrik di Jawa Tengah, tepatnya di Boyolali, Sragen, dan Ungaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper