Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Siapkan Sejumlah Program untuk Tekan Defisit Dagang

Airlangga mengatakan, beberapa kebijakan telah dan sedang disiapkan guna menekan defisit neraca perdagangan Indonesia. Salah satunya adalah program mandatory Biodiesel 30% (B30). 
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah program telah disiapkan pemerintah untuk menekan defisit neraca perdagangan. 

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat ditemui di Jakarta pada Kamis (28/11/2019). 

Airlangga mengatakan, beberapa kebijakan telah dan sedang disiapkan guna menekan defisit neraca perdagangan Indonesia. Salah satunya adalah program mandatory Biodiesel 30% (B30). 

Ia mengatakan, program B30 diperkirakan dapat menyerap minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) produksi Indonesia sebesar 10 juta kiloliter. Jumlah ini dapat menghemat devisa negara sebanyak US$8 miliar. 

"Roadmap-nya sudah kami siapkan mulai dari B30, B40, B70, hingga B100," katanya. 

Terkait dengan pemberlakuan B100, ia mengatakan saat ini pemerintah melakukan perbaikan unit refinery Pertamina di Plaju, agar dapat memproduksi minyak kelapa sawit. Proses renovasi tersebut ditargetkan rampung dalam waktu 2 tahun.

Airlangga melanjutkan, program pengembangan CPO menjadi bahan bakar pesawat atau green avtur juga tengah disiapkan. Saat ini, pihaknya masih merancang roadmap dan strategi penerapan kebijakan ini. 

"Bila sudah dijalankan, program ini berpotensi menghemat devisa Indonesia sebesar US$2 miliar per tahunnya," imbuhnya. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Oktober 2019 mencatat neraca perdagangan pada Oktober 2019 surplus sebesar US$161,3 juta. Perolehan ini meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang defisit US$163,9 juta. Meski demikian, neraca perdagangan sepanjang Januari-Oktober tercatat masih defisit sebesar US$1,79 miliar.

Sementara itu, ekspor pada Oktober tercatat sebesar US$14,92 miliar, naik 5,92% dibandingkan dengan bulan lalu sebesar US$14,1 miliar.  Sementara itu, impor naik 3,57% dari US$14,26 miliar pada September menjadi US$14,77 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper