Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Relaksasi KUR Dorong Inklusi Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi 

Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif meyakini penurunan suku bunga kredit usaha rakyat dari 7 persen menjadi 6 persen akan mendorong inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi.
Petugas bank menjelaskan mengenai kredit usaha rakyat (KUR)./Antara-R. Rekotomo
Petugas bank menjelaskan mengenai kredit usaha rakyat (KUR)./Antara-R. Rekotomo

Bisnis.com, JAKARTA - Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif meyakini penurunan suku bunga kredit usaha rakyat dari 7 persen menjadi 6 persen akan mendorong inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi.

Menurut Ketua Sekretariat Dewan Keuangan Inklusif (DNKI) Iskandar Simorangkir inklusi keuangan sesuai Peraturan Presiden Nomor 82/2016 berperan sangat besar dalam mendorong kesejahteraan masyarakat. 

Oleh sebab itu, dengan relaksasi kredit usaha rakyat, harapannya taraf hidup masyarakat meningkat. Selain itu kenaikan plafon dari Rp140 triliun menjadi Rp190 triliun masih bisa naik mencapai Rp325 triliun pada 2024.

"Harapannya penduduk yang bisa kita sasar akan tinggi. Sekarang saja kita memberi akumulasi 18 juta debitur kelompok UMKM, kalau lihat NIK ada 12 juta orang," kata Iskandar, Kamis (14/11/2019).

Iskandar menceritakan umumnya penerima kredit usaha rakyat (KUR) adalah masyarakat miskin. Sebagai contoh, mereka mengajukan pinjaman KUR Rp5 juta. Setelah menerima pinjaman, masyarakat bisa mengembangkan bisnis dengan pesat dan mampu menyekolahkan anak.

"Jadi dengan adanya penurunan ini ke depan bisa di atas Rp20 juta, orang kecil dapat pembiayaan dari KUR," sambungnya.

Berkaca dari contoh sukses itu Iskandar menegaskan program inklusi keuangan sebagai solusi mendorong kesejahteraan masyarakat. 

"Jadi bukan hanya dari sisi berapa orang yang menabung," ungkapnya.

Berdasarkan data Global Financial Index jumlah penduduk dewasa yang menabung di lembaga keuangan formal meningkat. Pada 2014, Global Financial Index mencatat besarnya kepemilikan akun sebesar 36,1 persen.

Survei ini juga menjelaskan, hanya 36 persen penduduk dewasa yang menabung. Masih dari survei yang sama, berkat program pemerintah dengan inklusi keuangan tahun 2017 berhasil mendorong kenaikan jumlah akun menjadi 48,9 persen. 

"Kita harapkan orang yang tidak mampu, kelompok bawah, dengan adanya layanan keuangan, antara lain kredit yang murah mereka bisa meningkatkan pendapatannya melalui usaha yang dibiayai kredit," jelas Iskandar.

Kendati ada peluang perlambatan ekonomi global tahun depan, Iskandar masih percaya peningkatan layanan keuangan formal masih bisa tercapai. 

Dia memerinci DNKI mempunyai program Strategi Keuangan Nasional Inklusi, salah satu programnya tentang memberdayakan agen bank dan agen keuangan formal di daerah.

"Agen laku pandai layanan keuangan tanpa bank itu ada 1,3 juta. Jadi dengan itu kita bisa manfaatkan penetrasi sampai ke desa-desa. Dengan program seperti itu, maka capai 5 persen dalam satu tahun tidak susah," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper