Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian Pertanian : Peningkatan Produksi Pangan Turunkan Inflasi

Kementerian Pertanian menyatakan meningkatnya produksi pangan dalam negeri berdampak langsung pada menurunnya inflasi secara drastis.
Petugas memeriksa beras di gudang Perum Bulog Divre Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kecamatan Alak, Kota Kupang./Antara-Aloysius Lewokeda
Petugas memeriksa beras di gudang Perum Bulog Divre Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kecamatan Alak, Kota Kupang./Antara-Aloysius Lewokeda

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian menyatakan meningkatnya produksi pangan dalam negeri berdampak langsung pada menurunnya inflasi secara drastis.

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementan Ketut Kariyasa mengatakan penurunan inflasi bahan pangan bisa dilihat melalui data 2014 yang kala itu tercatat 10,57%. Pada 2017, angkanya turun tajam menjadi 1,26% dan menjadi inflasi terendah dalam sejarah Indonesia.

Pada September 2019, lanjut dia, Indonesia bahkan mengalami deflasi bahan makanan sebesar 1,97% dan pada Agustus 2019, kelompok pangan mengalami deflasi 0,19%. 

"Ini membuktikan bahwa pasokan atau produksi pangan dalam negeri membaik," tutur Kariyasa, Rabu (16/10/2019).

Selain berhasil meningkatkan ketahanan pangan, Kariyasa menyebut ada peningkatan volume dan nilai ekspor yang cukup drastis selama kurun waktu 2014—2018. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2013 ekspor produk pertanian Indonesia masih sekitar 33,5 juta ton. 

Lalu, pada 2014 dan 2016 ekspor meningkat menjadi 36,1 juta ton dan 40,4 juta ton dan pada 2017 hingga 2018 kembali meningkat menjadi 41,3 juta ton dan 42,5 juta ton. Jika dibandingkan 2013, jumlah ekspor produk pertanian 2018 meningkat lebih dari 9 juta ton atau 26,9%. 

"Dan yang cukup menarik untuk diperhatikan bahwa selama periode 2014—2018, total volume ekspor pertanian mencapai 195,7 juta ton sehingga ada akumulasi tambahan volume ekspor selama periode tersebut sekitar 28,3 juta ton,” jelasnya.

Nilai ekspor pertanian produk pertanian, kata Kariyasa, juga terus meningkat. Pada 2013, nilai ekspor produk pertanian Indonesia mencapai Rp320,9 triliun. Sementara pada 2014 dan 2016, meningkat  menjadi Rp368,4 triliun dan Rp375,5 triliun. 

Nilai ekspor produk pertanian berlanjut meningkat pada 2017 dan 2018 menjadi Rp 442,3 triliun dan Rp 415,9 triliun. Sepanjang 2014—2018, total nilai ekspor produk pertanian Indonesia mencapai Rp1.957,5 Tirliun. 

Dengan demikian, Kariyasa menegaskan akumulasi tambahan nilai ekspor pertanian yang dihasilkan selama 2014—2018 terhadap 2013 mencapai Rp 352,58 triliun. Akumulasi tambahan ini lebih besar 109,8% dari nilai ekspor tahun 2013 yang hanya sebesar Rp320,9 triliun.

Kariyasa menambahkan hal ini tidak lepas dari program Kementan untuk memacu ekspor produk pertanian. Beberapa di antaranya seperti kebijakan mempermudah proses ekspor, perbaikan sistem layanan karantina, membangun kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif dan budaya, peningkatan efisiensi biaya produksi dan daya saing melalui modernisasi pertanian, serta melakukan diplomasi untuk memperluas jenis komoditas dan tujuan pasar ekspor ke negara-negara baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Desyinta Nuraini
Editor : Lucky Leonard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper