Bisnis.com, JAKARTA — Ekspor kopi Indonesia berpotensi naik sampai 50% selama semester II/2019 menyusul produksi yang meningkat pada musim panen ini.
Ketua Departemen Specialty & Industri BPP Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Moelyono Soesilo mengatakan hal tersebut didukung kondisi cuaca yang baik.
"Meningkatkan produksi tahun ini didukung oleh pembungaan tanaman kopi yang terjadi tahun lalu. Curah hujan dan penyinarannya baik," katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (30/9/2019).
Masa pembentukan primordia bunga kopi sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan perbedaan suhu antara siang dan malam. Moelyono mengemukakan kondisi cuaca saat pembungaan pada periode Agustus-September 2018 lalu turut memberi sumbangsih bagi potensi produksi tahun ini yang mencapai angka tertinggi dalam 3 tahun terakhir.
Harga kopi global yang masih dalam tren penurunan pun diakui Moelyono tak terlalu mempengaruhi ekspor. Ia justru memperkirakan nilai ekspor berpotensi naik lantaran terdapat pasokan produksi yang lebih besar.
"Nilai ekspor tahun ini berpotensi lebih tinggi karena ada kenaikan produksi juga. Ekspor semester I memang tidak terlalu besar, namun semester II berpotensi naik sampai 50% dibanding periode tahun lalu," sambung Moelyono.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang Dikutip direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian menunjukkan ekspor kopi dalam negeri selama semester I/2019 mencapai 138.000 ton, naik 19% dibanding periode yang sama tahun lalu dengan nilai US$392,5 juta.
Tumbuhnya konsumsi dalam negeri pun disebut Moelyono tak akan banyak mengganggu pasokan kopi untuk ekspor. Ia mengatakan serapan dalam negeri masih berada di kisaran 40%-50% dari total produksi dengan pertumbuhan yang mulai melambat.