Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sawit RI Terpuruk, Litbang untuk Diversifikasi Produk Turunan CPO Jadi Solusi

Penguatan dukungan dari pelaku usaha dan pemerintah di bidang riset dan pengembangan (research and development/R&D) di industri sawit, dinilai dapat menjadi solusi di tengah banyaknya tekanan di sektor tersebut.
Dua peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan proses pembuatan bioplastik berbahan baku tandan kelapa sawit di Laboratorium Kimia LIPI Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (30/4/2019). Dengan ditemukannya plastik berbahan baku tandan kelapa sawit ini nantinya diharapkan mampu mengurang bahaya sampah plastik di Indonesia khususnya dan dunia umumnya, dimana plastik tersebut akan terurai kurang dari 3 bulan yang limbahnya dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. /ANTARA
Dua peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan proses pembuatan bioplastik berbahan baku tandan kelapa sawit di Laboratorium Kimia LIPI Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (30/4/2019). Dengan ditemukannya plastik berbahan baku tandan kelapa sawit ini nantinya diharapkan mampu mengurang bahaya sampah plastik di Indonesia khususnya dan dunia umumnya, dimana plastik tersebut akan terurai kurang dari 3 bulan yang limbahnya dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA—Penguatan dukungan dari pelaku usaha dan pemerintah di bidang penelitian dan pengembangan (litbang) atau research and development (R&D) di industri sawit, dinilai dapat menjadi solusi di tengah banyaknya tekanan di sektor tersebut.

Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun mengatakan, saat ini industri minyak kelapa sawit mentah alias CPO (crude palm oil) dan produk turunannya tengah mengalami tekanan yang besar. Selain tertekan oleh kampanye hitam yang dilakukan oleh beberapa negara seperti Uni Eropa, harga komoditas tersebut juga tengah anjlok di pasar global.

Untuk itu, dia menilai dukungan dari sisi litbang yang kredibel, baik dari pemerintah dan pelaku usaha dalam pengembangan industri sawit sangat dibutuhkan. Sebab, menurutnya, selama ini industri sawit belum didukung secara maksimal dari sisi litbang. 

Hal itu membuat Indonesia, sebagai salah satu produsen CPO terbesar dunia, kerap kesulitan dalam melawan kampanye negatif yang dilakukan sejumlah negara.

“Apalagi, kampanye negatif, seperti yang dilakukan di negara-negara  Uni Eropa didasarkan kepada riset dan penelitian yang mereka lakukan sendiri. Maka dari itu kita perlu melakukan counter attack melalui sisi yang sama,” jelasnya kepada Bisnis, Sabtu (7/9/2019).

Dia meyakni, apabila semua upaya dan dukungan terhadap industri CPO dari pemerintah dan semua stakeholders terkait  mendapatkan dukungan dari hasil penelitian yang kredibel maka pasar sawit yang saat ini sedang tertekan akan bangkit kembali.

“Saya juga yakin minyak sawit dan industri sawit di Indonesia akan menjadi primadona kembali untuk mendatangkan devisa yang besar. Industri sawit juga akan mampu mendukung ekonomi Indonesia dalam membuka lapangan kerja yang besar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper