Bisnis.com, JAKARTA - Resesi manufaktur di zona euro berlanjut selama tujuh bulan berturut-turut di bulan Agustus, menambah tekanan pada Bank Sentral Eropa dan pemerintah nasional untuk menambah stimulus.
Dilansir dari Bloomberg, Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) IHS Markit berada di level 47,0, sesuai dengan perkiraan awal dan sedikit menguat dari PMI bulan Juli. Angka di bawah 50 merupakan sinyal bahwa pertumbuhan mengalami kontraksi.
Jumlah pesanan di zona euro menyusut, terutama di Jerman, sedangkan sejumlah perusahaan memangkas backlog serta mengurangi jumlah tenaga kerja sebagai tanda bahwa mereka memiliki kapasitas berlebih.
"Harga turun karena perusahaan menawarkan diskon dalam menghadapi permintaan yang mengecewakan," kata Chris Williamson, kepala ekonom bisnis di IHS.
"Angka tenaga kerja sedang melemah dengan laju yang paling curam selama enam tahun terakhir karena perusahaan semakin berusaha untuk memangkas biaya dalam lingkungan perdagangan yang tidak pasti,” lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.
Pejabat European Central Bank (ECB) akan memutuskan pada 12 September apakah akan memotong suku bunga untuk mendorong pertumbuhan, tetapi sejumlah pejabat lain menentang langkah lain yang lebih besar seperti memulai kembali pembelian obligasi.
Baca Juga
Spekulasi juga meningkat bahwa pemerintah akan segera menambahkan stimulus fiskal. Jerman, yang mengalami surplus anggaran, telah mengisyaratkan kemungkinan untuk melakukannya jika ekonomi terus memburuk.
Sektor manufaktur menghadapi banyak risiko, termasuk proteksionisme berkelanjutan dari Presiden AS Donald Trump dan prospek Brexit yang berantakan jika Inggris meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober tanpa perjanjian transisi.