Bisnis.com, JAKARTA — Independent Power Producer (IPP) yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) menyatakan kesiapannya untuk membantu PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam memenuhi kebutuhan listrik Ibu Kota baru.
“IPP-IPP kami sudah punya pengalaman panjang bermitra dengan PLN. Tidak ada soal, diminta kita bantulah,” ujar Direktur Eksekutif APLSI Rizal Calvary Marimbo melalui keterangan resmi, Selasa (27/8/2019).
Rizal mengatakan, pihaknya juga mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Ibu Kota baru tersebut.
Rizal mengatakan, saat ini cadangan listrik di Kalimantan sebesar 331,5 MW. Dalam dua tahun ke depan IPP akan memasok ke jaringan PLN sebesar 800 MW dari 2 pembangkit. Berdasarkan rencana, hingga 2028, total pengembangan pembangkit di wilayah ini mencapai 4.324,8 MW.
“Diperkirakan kebutuhan listrik di ibukota baru ini sekitar 1.000- 2.000 MW,” ucapnya.
Rizal mengatakan, Kalimantan kaya akan sumber energi. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan ketersediaan listrik. Menurutnya, kebutuhan untuk energi listrik bisa dipenuhi dari batu bara dan juga migas.
Meskipun demikian, pihaknya juga mendorong penggunaan EBT seperti sawit, PLTS (atap dan farm), Bayu, PLTA, dan Biomassa. Oleh sebab itu, pihaknya berharap agar peran swasta dalam penyediaan energi listrik di Ibu Kota baru ini nantinya semakin kuat.
“Kalau kita lihat kanBapak Presiden maunya agar swasta diperkuat agar tidak membebani keuangan negara. Kita siap mendukung program Presiden bersama PLN,” ungkapnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah secara resmi mengumumkan ibu kota baru akan berada di Kalimantan Timur.
“Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," ujar Jokowi.