Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Jual Tak Menarik, Medco Energi Belum Berencana Ekspansi PLTP Sarulla

PT Medco Energi Internasional Tbk. Medco mengaku perlu berpikir ulang dalam mengembangkan pembangkit panas bumi karena hingga saat ini, tarif jual beli tidak menarik. 
Medco Energi/Istimewa
Medco Energi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA PT Medco Energi Internasional Tbk. Medco mengaku perlu berpikir ulang dalam mengembangkan pembangkit panas bumi karena hingga saat ini, tarif jual beli tidak menarik. 

Adapun Medco Energi telah mengoperasikan satu pembangkit panas bumi (PLTP), yakni PLTP Sarulla di Sumatera Utara dengan kapasitas 330 MW. Dengan potensi pengembangan panas bumi di PLTP Sarulla mencapai 1.000 MW, Medco Energi masih memiliki ruang untuk menambah kapasitas.

Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro mengatakan perseroan belum berencana melakukan ekspansi pada PLTP tersebut karena besarnya biaya investasi yang tidak sebanding dengan tarif listrik yang dibeli PLN. Setidaknya, PLN membeli listrik dari PLTP Sarulla senilai US$6,78 sen per kWh, sedangkan investasi pada pembangkitan besarnya US$5 juta per megawatt. 

"Sarulla US$6,78 sen [kWh], di Sumatera Utara [BPP] US$10,2 cent [per kWh]. Artinya, geothermal dan renewable dihargai 60 persen dari harga listrik," katanya, Rabu (14/8/2019). 

Menurutnya, dalam penerapan BPP, pemerintah harus menyesuaikan dengan nilai keekonomian proyek lantaran besarannya berbeda-beda di masing-masing pembangkit. Kondisi ini dinilai yang membuat perkembangan panas bumi di Indonesia cukup lambat dengan kapasitas total yang baru mencapai 1.948,5 MW. 

Selain permasalahan tarif, dia menilai pengusaha juga perlu kepastian hukum dalam bentuk kontrak perjanjian jual beli listrik (PJBL) yang dapat mudah ditandatangani dan kebijakan yang tidak berubah-ubah. 

Menurutnya, kunci pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia adalah panas bumi karena memiliki capacity factor sebesar 90 persen, teknologi yang telah terbukti, energi bersih, dan bisa menjadi baseload

"Pengusaha sederhana, kasi kita return yang cocok," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper