Bisnis.com, JAKARTA — Coca-Cola Amatil Indonesia tengah membangun atap solar panel berkapasitas 7,13 megawatt yang diharapkan akan berdampak signifikan pada pengurangan jejak karbon dari proses produksi.
President Director Coca-Cola Amatil Indonesia Kadir Gunduz mengatakan atap solar panel tersebut dibangun di pabrik perusahaan yang terletak di Cibitung, Jawa Barat. Selain bertujuan untuk mengurangi jejak karbon dari proses produksi, atap solar panel ini menghasilkan listrik yang mampu menggantikan sekitar 13% dari kebutuhan listrik yang disuplai oleh PLN.
“Fase I akan selesai pada Agustus tahun ini, fase selanjutnya dikerjakan tahun depan,” ujarnya di sela-sela kegiatan Bali’s Big Eco Weekend di Bali pekan lalu.
Perseroan mengucurkan dana senilai Rp87 miliar atau US$8,26 juta untuk membangun atap solar panel tersebut. Atap solar panel di pabrik Cibitung ini diklaim sebagai salah satu yang terbesar di Cola-Cola System di seluruh dunia.
Selain membangun atap solar panel, Coca-Cola Amatil juga akan menerapkan teknologi baru yang mampu mengurangi kandungan plastik dalam kemasan, yaitu affordable small sparkling package (ASSP) di pabrik yang berada di Surabaya, Jawa Timur pada tahun ini. Lini produksi yang menggunakan teknologi tersebut telah mulai commissioning pada April 2019.
Teknologi ASSP sendiri sebelumnya telah diterapkan di pabrik perusahaan yang berada di Cikedokan, Jawa Barat sejak 2 tahun yang lalu. Kadir menyebutkan melalui teknologi ini, perseroan bisa menurunkan kandungan plastik sebesar 53% dari seluruh portofolio produk.
“Ke depan, tidak menutup kemungkinan akan diterapkan ke pabrik yang lain,” kata Kadir.
Alison Watkins, Managing Director Coca-Cola Amatil Group, menambahkan lini produksi yang ada di pabrik Cikedokan, Jawa Barat merupakan lini kedua di dunia dari Cola-Cola System yang menggunakan teknologi ASSP. Teknologi ini pertama kali diterapkan di pabrik yang berada di India.