Ini Sejumlah Langkah Antisipatif Kekeringan oleh Kementerian PUPR

Puncak musim kering diperkirakan berlangsung pada Agustus 2019 dengan cakupan 52,9 persen wilayah Indonesia terpapar musim kekeringan.
Pengendara melintasi jembatan Sungai Jeroan yang debit airnya menyusut, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (2/7/2019)./ANTARA-Siswowidodo
Pengendara melintasi jembatan Sungai Jeroan yang debit airnya menyusut, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (2/7/2019)./ANTARA-Siswowidodo

 Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi kekeringan di seluruh wilayah Indonesia.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Hari Suprayogi mengatakan bahwa kementerian menyiapkan sejumlah langkah antisipasi menghadapi musim kering tahun ini dengan menyiapkan pompa berkapasitas 16 liter per detik. Pompa yang disiapkan mencapai 1.000 unit yang tersebar di 24 provinsi.

Di samping itu, Kementerian PUPR juga bakal membangun sumur bor sebanyak dua titik di setiap balai wilayah sungai dan mengembangan jaringan irigasi air tana. Sebanyak 862 titik JIAT juga direhabilitasi.

“Anitipasi juga dilakukan dengan menghemat penggunaan air melalui sistem pergiliran dan teknologi irigasi hemat air. Kementerian PUPR juga melakukan penyuluhan petani pemakai air tentang pemanfaatan air secara efisien,” ujar Yogi, Jumat (12/7/2019).

Ini Sejumlah Langkah Antisipatif Kekeringan oleh Kementerian PUPR

Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Hari Suprayogi (Kanan) memaparkan kesiapan infrastruktur SDA menghadapi kekeringan di Jakarta, Jumat (12/7/2019)./Rivki Maulana

Yogi menjelaskan bahwa puncak musim kering diperkirakan berlangsung pada Agustus 2019 dengan cakupan 52,90 persen wilayah Indonesia terpapar musim kekeringan.

Tahun ini, katanya, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian Sumatra akan lebih kering dibandingkan dengan tahun lalu.

Analisis sebaran hujan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menunjukkan bahwa titik terendah curah hujan bakal terjadi pada Agustus 2019. Namun, distribusi wilayah terdampak kekeringan lebih luas terjadi pada September 2019. Kekeringan diestimasi bakal berdampak 96—112 daerah irigasi selama Agustus—Oktober 2019.

Yogi menjabarkan, dari 231 bendungan yang ada di Indonesia, sebagian besar diyakini tidak bakal mengalami kekeringan.

Dari 16 waduk utama berdaya tampung di atas 50 juta meter kubik, 6 waduk dalam kondisi normal dan 10 waduk dalam kondisi di bawah rencana.

Adapun, kondisi waduk sedang dengan kapasitas 3 juta—50 juta meter kubik, hanya 7 dari 76 bendungan yang mengalami kekeringan.

"Kalau statusnya di bawah rencana itu tidak apa-apa. Tidak masalah karena kita bisa ubah rencana operasi [bendungan]."

Secara umum, volume ketersediaan air di 16 waduk utama mencapai 3,85 miliar meter kubik, sedangkan di 215 waduk lainnya sebanyak 1,57 miliar meter kubik per 30 Juni 2019. Jumlah tersebut cukup untuk melayani irigasi untuk 403.414 hektare atau 70 persen dari luas lahan irigasi seluas 573.357 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : MediaDigital
Editor : MediaDigital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper