Hal itu dilakukan oleh Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita ketika menghadiri pertemuan Asean Troika di India pada Selasa (9/7) lalu. Selain perwakilan dari Indonesia, pertemuan itu juga dihadiri oleh Deputi Menteri Perdagangan Thailand selaku Ketua Aseam, Sekretaris Jenderal Asean, dan Ketua Komite Perundingan RCEP.
Dalam pertemuannya dengan Menteri Perdagangan, Industri dan Perkeretaapiaan India Piyush Goyal, Mendag Enggar dan perwakilan Asean serta Komite Perundigan RCEP meminta komitmen India guna menyelesaikan perundingan RCEP tahun ini. Hal itu didasarkan pada instruksi para Pemimpin RCEP saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) RCEP kedua pada November 2018 di Singapura.
“Kita memahami kehati-hatian India dalam perundingan RCEP karena tidak memiliki FTA sebelumnya dengan beberapa negara peserta, seperti China dan Selandia Baru. Sejatinya, negara-negara ASEAN termasuk Indonesia juga sangat berhati-hati dalam merundingkan RCEP ini,” ujarnya dalam keterangan resminya, Jumat (12/7/2019).
Namun,lanjut Enggar, setelah melalui 26 putaran seharusnya negara anggota RCEP sudah dapat mengidentifikasikan cara-cara untuk mengakomodir sensitivitas masing-masing negara dalam perundingan akses pasar maupun aturan.
“Untuk itulah kita mendatangi India dan meminta India bekerja sama lebih erat dengan Asean,” jelas Enggar.
Dalam pertemuan pleno maupun dalam format tertutup, Menteri Enggar menekankan pentingnya penyelesaian perundingan RCEP yang sudah berlangsung lebih dari tujuh tahun ini, terutama di tengah maraknya perang dagang yang menyebabkan masa depan perdagangan dunia menjadi tidak pasti, sehingga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dunia.
Adapun, pertemuan Troika ini merupakan inisiatif menteri-menteri ekonomi ASEAN dalam pertemuan retreat di Phuket, Thailand pada April lalu. India dipilih sebagai negara peserta perundingan RCEP yang perlu didekati karena dalam berbagai putaran perundingan yang berlangsung sejak Maret 2013 negara itu cenderung sangat berhati-hati sehingga dirasakan menahan laju pencapaian prefunding.
Dia menambahkan, para perunding hanya memiliki waktu dua pekan antara putaran ke-26 di Melbourne yang berakhir 3 Juli lalu dan putaran ke-27 di Zhengzhou yang akan dimulai pada 24 Juli mendatang.
Menurutnya, jeda waktu yang singkat ini harus dimaksimalkan untuk melakukan konsultasi domestik agar pertemuan di China lebih banyak membuahkan hasil.
“ Dalam konteks itulah Troika Asean perlu datang ke New Delhi dan berbicara tidak saja dengan Menteri Perdagangan India tetapi juga dengan seluruh tim runding India yang mendampingi Menteri India dalam pertemuan ini,” imbuh Enggar.
Sementara itu, Ketua Komite Perundingan RCEP, Iman Pambagyo, menegaskan bahwa berbagai persiapan sedang dilakukan secara terkendali dari Jakarta.
Hal ini, menurutnya, dilakukan untuk memastikan bahwa semua negara peserta memfokuskan persiapan domestiknya dengan sasaran atau target yang jelas.
"Komite Perundingan RCEP bekerja sama dengan Sekretariat ASEAN terus menyampaikan arahan ke semua ibu kota negara peserta agar menyelesaikan pekerjaan rumahnya masing-masing, sehingga pada putaran Zhengzhou dapat dicapai kemajuan yang lebih signifikan,” tegas Iman.