Bisnis.com, JAKARTA — Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada semester I/2019 hanya akan berkisar 5%-5,1% akibat pengaruh tekanan eksternal.
Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta menuturkan kondisi defisit neraca perdagangan akibat pertumbuhan ekspor yang tertekan sangat membebani pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Bahkan, surplus neraca perdagangan pada Mei 2019 tidak mampu menopang defisit yang telah dialami bulan April 2019 ataupun bulan sebelumnya.
"Kita lihat dari situ saja. Yang paling banyak menyumbang [PDB semester I/2019] LNPRT karena ada aktivitas yang terkait dengan Pemilu," ungkap Arif, Kamis (27/6/2019).
Seperti diketahui asumsi pertumbuhan ekonomi 2019 mencapai 5,3%, Arif menilai pemerintah perlu kerja keras karena downside risk (risiko penurunan) dari sisi global cukup besar. Sinyal melemahnya pertumbuhan ekonomi juga disampaikan Bank Indonesia (BI).
BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2019 cenderung tidak jauh berbeda dari pertumbuhan sebelumnya yang berada di angka 5,07%.
Menurut BI, pertumbuhan ekonomi melandai diakibatkan oleh kinerja ekspor yang menurun.
Eskalasi ketegangan hubungan dagang telah berdampak pada penurunan kinerja ekspor Indonesia akibat terbatasnya permintaan dunia dan turunnya harga komoditas, meskipun sejumlah komoditas seperti kimia, besi dan baja, batu bara dan minyak nabati masih relatif baik.
BI juga melihat investasi non bangunan belum meningkat signifikan dipicu dampak perlambatan ekspor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel