Bisnis.com, JAKARTA -- Ketersediaan air baku di Bali bakal bertambah berkat pembangunan dua bendungan baru, yaitu Bendungan Sidang di Kabupaten Badung dan Bendungan Tamblang di Kabupaten Buleleng. Tambahan air baku diharapkan bisa memenuhi kebutuhan air di Bali seiring dengan geliat pariwisata.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan dua bendungan baru juga bakal berfungi untuk meningkatkan kapasitas tampungan agar keberlangsungan pasokan air terjaga. Saat ini, Bali memiliki enam bendungan yang dibangun sebelum 2015.
"Semua untuk mencukupi kebutuhan air baku di Bali, karena pengembangan pariwisata demand-nya naik terus untuk kebutuhan air minum di Bali," ujar Basuki dalam siaran pers, Senin (17/6/2019).
Keenam bendungan yang telah beroperasi yaitu Bendungan Sidan, Bendungan Titab, Bendungan Benel, Bendungan Telaga, Bendungan Grokgak, Bendungan Telaga Tanjung, dan Bendungan Palasari. Kapasitas tampung dari enam bendungan itu mencapai 29,85 juta meter kubik.
Secara khusus, Bendungan Sidan dibangun pada 2015 dan merupakan bagian dari program pembangunan 65 bendungan. Bendungan ini menjadi sumber air baku dengan kapasitas 1.750 liter per detik (lpd) dan energi listrik berdaya 0,65 megawatt.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida Airlangga Mardjono mengatakan Bendungan Sidan diproyeksi memasok air baku ke wilayah Kabupaten Badung, Tabanan, Gianyar, dan Kota Denpasar. Air dari bendungan ini juga bakal mengairi lahan pertanian di sejumlah kabupaten.
Baca Juga
Bendungan Sidan dibangun dengan biaya Rp786,3 miliar. Pekerjaan konstruksi telah dimulai sejak Oktober 2018 dan digarap oleh KSO PT Brantas Abipraya-PT Universal Surya Prima. Konstruksi bendungan dijadwalkan rampung pada 2021.
Selain Bendungan Sidan, Kementerian PUPR juga telah memulai pembangunan Bendungan Tamblang pada Februari 2019. Bendungan ini dirancang dengan daya tampung air sebanyak 7,4 juta meter kubik dan menjadi sumber penyediaan air baku sebesar 410 lpd.
Pembangunan Bendungan Tamblang menelan biaya Rp793,8 miliar yang digunakan untuk konstruksi, supervisi konstruksi dan pengadaan lahan. Pekerjaan konstruksi ditangani KSO PT Pembangunan Perumahan Tbk.-Adi Jaya, KSO dan ditargetkan selesai pada 2022.