Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham Hong Kong melemah sementara nilai tukar mata uang melonjak ketika suku bunga antar bank ditetapkan naik di tengah aksi unjuk rasa yang menutup jalan di distrik keuangan kota.
Biaya pinjaman antar bank bertenor satu bulan, atau yang dikenal sebagai Hibor, naik 29 basis poin menjadi sekitar 2,42 persen ke level tertinggi sejak 2008.
Indeks Hang Seng turun 1,6 persen sampai dengan jeda istirahat tengah hari, menarik kinerja saham pengembang properti lokal ke dalam kategori performa terburuk.
Sementara itu, dolar Hong Kong menguat sebanyak 0,15 persen yang merupakan kenaikan terbesar dalam hampir enam bulan terakhir.
Beberapa analis mengaitkan hal ini dengan pengetatan likuiditas akibat permintaan musiman untuk uang tunai seperti pembayaran dividen.
Sejumlah pendapat lain mengatakan bahwa aksi unjuk rasa untuk mencegah pengesahan undang-undang ekstradisi peradilan hukum antara Hong Kong dengan China dapat memunculkan kekhawatiran tentang potensi modal arus keluar.
Baca Juga
Pengetatan telah meningkatkan beban shorting dollar Hong Kong, yang juga berkontribusi pada lonjakan drastis dalam satu hari.
Ahli Strategi Springwaters Financial Securities Ltd. Sam Chi Yung yang berbasis di Hong Kong mengatakan bahwa kondisi politik Hong Kong baru-baru ini mempengaruhi kepercayaan investor terhadap masa depan di kota pelabuhan tersebut.
"Dolar lokal yang lebih kuat dapat merugikan eksportir sementara lonjakan Hibor berarti biaya pendanaan untuk perusahaan dengan tumpukan utang akan bertambah besar," ujar Sam seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (12/6/2019).
Kepala legislatif kota Hong Kong menunda agenda debat yang seharusnya dilaksanakan pada hari ini, hingga waktu yang tidak ditentukan setelah ribuan orang berkumpul di depan gedung legislatif, memblokir jalan dengan taktik yang mirip dengan demonstrasi pada 2014 silam.