Bisnis.com, JAKARTA -- Pemilu, kontestasi politik yang digelar tiap 5 tahun sekali di Indonesia, kerap dipandang mempengaruhi perekonomian negara.
Pelaku usaha di Indonesia dianggap selalu menunggu waktu dan hasil Pemilu sebelum mengambil langkah untuk menanamkan investasi, membuka lini usaha baru, atau membuat kebijakan terkait industri yang ditekuni.
Pengaruh Pemilu terhadap dunia ekonomi dalam negeri terlihat dari hasil penelitian Unit Riset dan Pengabdian Masyarakat (RPM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) pada 2014. Dalam laporan kuartal volume 1 tahun 2014, RPM FEB UI memaparkan pengaruh kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) saat itu dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Laporan itu memaparkan bahwa Pilpres membuat nilai tukar rupiah terdepresiasi sepanjang Juni-Juli 2014. Pada 2 bulan itu, tahapan Pilpres 2014 tercatat memasuki fase akhir kampanye dan pemungutan suara.