Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-Siap, Sepanjang Sudirman--Thamrin Akan Bersih dari Ojol

Pemerintah tengah menyiapkan mekanisme agar sepanjang jalan Sudirman--Thamrin yang dilalui oleh Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta tidak ada Ojek Online (Ojol) yang mengangkut penumpang.
Ilustrasi - Sejumlah kendaraan melintas di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (20/9). Pemprov DKI Jakarta bersama Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya pada awal Oktober 2018 akan melakukan uji coba sistem tilang elektronik (e-tilang) untuk pelanggaran kecepatan, pelanggaran rambu lalu lintas, pelanggaran marka, tindakan melawan arus, pengeteman, dan parkir liar./Antara
Ilustrasi - Sejumlah kendaraan melintas di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (20/9). Pemprov DKI Jakarta bersama Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya pada awal Oktober 2018 akan melakukan uji coba sistem tilang elektronik (e-tilang) untuk pelanggaran kecepatan, pelanggaran rambu lalu lintas, pelanggaran marka, tindakan melawan arus, pengeteman, dan parkir liar./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan tengah menyiapkan mekanisme agar sepanjang jalan Sudirman--Thamrin yang dilalui oleh Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta tidak ada ojek online (ojol) yang mengangkut penumpang. Hal ini dilakukan guna mengubah cara kebiasaan masyarakat dalam bertransportasi.


Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan Bambang Prihartono menuturkan bahwa pihaknya tengah melakukan simulasi agar sepanjang jalan arteri DKI Jakarta tersebut tidak ada ojol yang berhenti di tepian jalan.


"Sudah simulasi, tapi hasilnya belum kelihatan. Idenya, kami ingin menata ojek online ini karena sudah dianggap masyarakat meresahkan dan menyebabkan kemacetan. Dengan adanya MRT, jangan nanti MRT kita operasikan jadwalnya tepat waktu nyaman tiba-tiba berantakan dari segi visual," ungkapnya seusai menghadiri diskusi di Hotel Millenium, Jakarta, Kamsi (21/3/2019).


Dia menyebut, proyek MRT ini akan menjadi percontohan bagi transportasi nyaman yang tidak ada perilaku sembarangan, terutama transportasi pengumpan setelah menggunakan MRT.


Dia menjelaskan pada 2 stasiun akhir yakni Lebak Bulus dan Dukuh Atas akan dibuatkan semacam shelter tempat menunggu bagi ojol, lalu akan dibuatkan melalui aplikasi yang terintegrasi dengan para aplikator bernama Point of Interest (POI) yang memberikan notifikasi kepada pengemudi ojol untuk berkumpul di titik shelter.


Shelter tersebut menjadi titik penjemputan dan penurunan penumpang. "Hanya kita perbolehkan itu di Lebak Bulus dan Dukuh Atas, jadi sepanjang jalan Sudirman-Thamrin itu tidak ada ceritanya parkir ojek pangkalan [opang] dan ojol. Dia bersih karena orang ke sana otomatis jalan kaki karena trotoarnya sudah keren," paparnya.


Dia pun menegaskan tidak boleh ada penjemputan ojol yang menyebabkan kemacetan di sepanjang jalan tersebut, sementara yang diperbolehkan hanya menurunkan penumpang.


Bambang ingin agar perilaku masyarakat dalam bertransportasi mulai berubah dan menggunakan trotar untuk berjalan kaki, utamanya karena trotoar di sepanjang jalan tersebut sudah representatif.


Sebagai pilot project, kalau sudah berhasil, Kemenhub akan meneruskan pengaturan ini ke titik-titik angkutan massal tempat ojol menjadi biang keladi kemacetan seperti Stasiun Palmerah dan Manggarai.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper