Bisnis.com, JAKARTA - Andritz Hydro menyatakan tantangan terbesar di Asia adalah mengatasi konflik antara kebutuhan besar akan energi listrik dan pertumbuhan yang tinggi.
Selain itu, potensi besar energi hidro yang belum terpakai dan disaat yang sama, kemampuan finansial terbatas di banyak negara.
Director Andritz Hydro, Josef M Ullmer menyatakan Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara dengan total kapasitas hidro terpasang sekitar 5.258 per MW. Namun hanya 6% dari potensi tenaga air yang layak secara teknis dikembangkan sejauh ini.
Padahal pembangkit listrik tenaga air akan memainkan peranan penting dalam skema pengembangan negara ini. Sebagai tambahan, Pemerintah menginginkan kesediaan listrik di pedesaan, pembangkit mikro sampai skala kecil akan dibutuhkan pada tahun – tahun mendatang.
Selain pemain besar seperti China dan India, negara – negara lainnya mengembangkan pembangkit hidro dengan kecepatan yang menarik. Vietnam, Malaysia, Laos atau negara yang masih bergantung pada minyak seperti Indonesia telah memiliki program untuk mengeksploitasi potensi tenaga hidro.
Hal tersebut disampaikan dalam Acara Hari Pelanggan Indonesia 2019 pada 15 Maret 2019 di Hotel Double Tree by Hilton di Jakarta. Acara ini merupakan acara yang baik untuk mengetahui perkembangan solusi energi berkelanjutan dalam pasar energi di Indonesia dengan konsep mutakhir dan ramah lingkungan di bidang pembangkit tenaga hidro yang diaplikasikan oleh ANDRITZ Hydro.
Acara ini diresmikan oleh Bapak Harris S.T., M.T., Direktorat Jendral Energi Baru & Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Wakil Menteri – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), H.E. Helene Steinhaeusl (Duta Besar Kedutaan Besar Austria untuk Indonesia), Bapak Michael Lederer (Atase Transportasi, Inovasi, dan Teknologi Kedutaan Besar Autria di Jakarta).