Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Garam : Habiskan Stok Dulu, Baru Impor Lagi

Produsen garam berharap industri pengguna garam dapat menyerap sisa stok garam rakyat sebelum pemerintah melakukan impor garam.
Ilustrasi/Antara-Zabur Karuru
Ilustrasi/Antara-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen garam berharap industri pengguna garam dapat menyerap sisa stok garam rakyat sebelum pemerintah melakukan impor garam.

Edi Ruswandi, Ketua Umum Himpunan Masyarakat Produsen Garam (HMPG) Indonesia mengatakan masih ada sekitar 35%-40% sisa stok garam rakyat yang masih tertimbun dari sisa stok produksi garam rakyat tahun lalu sebanyak 1,28 juta ton.

"Stok garam yang ada di masyarakat sisa produksi 2018 sekarang ini masih banyak agar sekiranya diserap dulu, baru dilakukan kebijakan impor," tuturnya kepada Bisnis, Rabu (13/3/2019).

Edi menambahkan apabila sisa stok garam tersebut tidak diserap sampai habis maka hal tersebut akan membebani perekonomian para petani garam.

Edi juga berharap agar dapat menekan impor garam di masa depan, industri pengguna garam harus mau terbuka terkait data kebutuhan garam yang mereka olah.

"Itu harus di-data lebih lanjut oleh pihak pemerintah, jadi kami mengetahui, jadi clear and clean terkait data penggunaan garam betul-betul dilihat dari kapasitas mesin yang dimiliki oleh industri pengguna," tandasnya.

Sebelumnya, Asisten Deputi Bidang Peternakan dan Perikanan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jafi Alzagladi mengatakan, dari perhitungan sisa garam yang dilakukan oleh pemerintah, tercatat ada 1,39 juta ton sisa stok garam per 31 desember 2018 yang bisa digunakan untuk 2019.

Perinciannya, sisa stok garam lokal per 31 Desember 2018 tercatat mencapai 976.392,29 ton di mana 415.675,24 ton ada di petambak, pedagang, dan koperasi. Sementara itu, 306.044,52 ton lainnya ada di PT Garam dan sisanya 254.672,53 ton ada di industri pengolah dan pengguna.

Di sisi lain, stok garam impor sebesar 444.527,47 ton akan dimanfaatkan oleh sedikitnya 4 kategori industri yakni industri aneka pangan yang tidak bisa memanfaatkan garam lokal, chlor alkali plant (CAP), farmasi dan kosmetik, serta pertambangan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper