Bisnis.com, KENDARI — Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa semua pengusaha memiliki kesempatan untuk naik kelas.
Artinya, siapapun memiliki kesempatan untuk membesarkan skala usahanya dari ultra mikro ke menengah, hingga menjadi pengusaha skala besar.
"Jangan membayangkan ibu-ibu tidak bisa naik tingkat. Jangan berpandangan seperti itu. Kita harus memiliki optimisme, kita pun memiliki kesempatan untuk menjadi gede ke tingkatan lebih baik lagi. Tapi memang perlu kerja keras," katanya di depan para debitur pembiayaan ultra mikro (UMi), di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sodoa, Sabtu (2/3/2019).
Dia pun membagikan pengalamannya saat pertama kali merintis usaha mebelnya di Solo. Saat itu, ia mengisahkan memulai usahanya dengan meminjam modal senilai Rp10 juta.
Pinjaman tersebut terus meningkat menjadi Rp30 juta dan Rp500 juta seiring dengan semakin berkembangnya usahanya saat itu.
"Saya dulu inget juga [dapat pinjaman] dari ultra mikro. Pinjaman saya pertama Rp10 juta. Tapi saya disiplin, karena dipercaya [menjadi] nambah," ujarnya.
Tak hanya itu, dia juga mengingatkan para debitur UMi untuk disiplin membayar cicilan. Kedisiplinan diakuinya merupakan kunci kesuksesan dari sebuah bisnis.
Dana Program UMi berasal dari APBN yang dimulai sejak 2017. Total anggaran yang sudah dikucurkan mencapai Rp7 triliun. Disebut pinjaman ultra mikro karena plafon pembiayaan hanya di bawah Rp10 juta.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, total penyaluran UMi senilai Rp2,15 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 806.547 orang hingga saat ini. Adapun, 90% debitur UMi adalah wanita dengan usia rata-rata 40-49 tahun secara nasional.