Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serapan Karet dari Dalam Negeri Dipatok 1 Juta ton per Tahun

Pemerintah berencana meningkatkan serapan karet dalam negeri dari saat ini sekitar 618.700 ton menjadi lebih dari 1 juta ton per tahun.
Buruh mengecek lembaran karet yang baru saja dicetak di pabrik pengolahan karet Perusahaan Daerah Citra Mandiri Jawa Tengah (PD CMJT), Tlogo, Tuntang, Kabupaten Semarang, Jateng, Rabu (19/9/2018)./ANTARA-Aditya Pradana Putra
Buruh mengecek lembaran karet yang baru saja dicetak di pabrik pengolahan karet Perusahaan Daerah Citra Mandiri Jawa Tengah (PD CMJT), Tlogo, Tuntang, Kabupaten Semarang, Jateng, Rabu (19/9/2018)./ANTARA-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah berencana meningkatkan serapan karet dalam negeri dari saat ini sekitar 618.700 ton menjadi lebih dari 1 juta ton per tahun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan saat ini, dua negara produsen karet, yakni Malaysia dan Thailand, mampu menyerap hingga lebih dari 1 juta ton karet alam per tahun.

"Oleh karena itu, kita kemudian memilih mem-push pemakaian karet untuk aspal karena ini yang [konsumsinya] besar, terutama kalau termasuk jalan provinsi dan kabupaten," katanya, Senin (25/2/2018).

Kendati demikian, saat ini pihaknya bekum memiliki perhitungan pasti terkait jumlah jalan yang bisa dibangun dengan memanfaatkan campuran karet.

Menurutnya, angka tersebut baru akan tersedia dalam dua hari ke depan sesuai dengan pernyataan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Seperti diketahui, produksi karet alam dalam negeri mrncapai 3.6 juta ton per 2018 lalu. Adapun produksi karet alam keseluruhan negara mencapai sekitar 13,5 juta ton per tahun dengan konsumsi global sekitar 14,4 juta ton. Dengan demikian, terjadi surplus sebesar 168.000 ton.

Dengan melakukan pembatasan ekspor karet alam sekitar 200.000 ton-300.000 ton, maka surplus karet alam akan menghilang dan harga karet diharapkan bisa membaik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper