Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PGN Perkuat Layanan Segmen Industri

PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) berkomitmen terus mendorong kinerja untuk melayani segmen industri yang ingin mendapatkan peningkatan daya kompetitif.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA— PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) berkomitmen terus mendorong kinerja untuk melayani segmen industri yang ingin mendapatkan peningkatan daya kompetitif.

Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan arah kinerja perusahaan terus diarahkan agar masyarakat mendapatkan keuntungan maksimal. Apalagi, menurutnya, efisiensi energi yang ditawarkan PGN akan memberi imbas domino bagi kegiatan ekonomi masyarakat.

“Bagi kalangan industri, efisiensi sektor energi akan meningkatkan daya kompetitif, sedangkan bagi masyarakat akan meningkatkan daya beli yang semuanya bermuara kepada peningkatan ekonomi nasional,” katanya, Senin (25/2/2019).

Sepanjang 2018, sub induk usaha migas BUMN ini telah menyalurkan gas bumi ke 1.739 pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik, 1.984 pelanggan komersial, seperti hotel, restoran, rumah sakit dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Selain itu, juga terdapat 177.710 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan investasi PGN.

Saat ini, perseroan juga telah mengelola dan menyalurkan gas bumi untuk sektor transportasi melalui 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU). Untuk menunjang penyaluran serta kehandalan jaringan dan pasokan gas ke Pelanggan,  PGN juga mengoperasikan 2 Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yakni di Jawa Barat dan Lampung.

Dari sisi volume, PGN menyalurkan gas bumi secara total sebesar 3.102 juta kaki kubik per hari (Mmscfd). Rinciannya, volume gas distribusi sebesar 963 Mmscfd dan volume transmisi gas bumi sebesar 2.139 Mmscfd.

Sebagai bagian ekspansi bisnis, PGN juga berkomitmen untuk meningkatkan kuantitas serta kualitas infrastruktur jaringan gas. "PGN terus berkomitmen membangun dan memperluas infrastruktur gas nasional, walau di tengah kondisi ekonomi yang belum membaik," tambah Rachmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper