Bisnis.com, JAKARTA - Penundaan impor batu bara China dari Australia bisa menjadi peluang bagi produsen dari Indonesia. Namun, hal itu terbatas pada batu bara kalori menengah ke atas.
Ketua Indonesian Mining Institute (IMI) Irwandy Arif mengatakan apabila kondisi tersebut berlangsung dalam jangka yang cukup lama, pasti ada pengaruh positif bagi Indonesia. Namun, tidak semua batu bara yang dimiliki Indonesia bisa menggantikan batu bara Australia untuk pasar China.
"Pasti ada pengaruh positif untuk batu bara Indonesia, tapi peluangnya lebih ke batu bara dengan kalori menengah ke atas," katanya kepada Bisnis, Kamis (21/2/2019).
Pasalnya, batu bara yang diimpor China dari Australia merupakan batu bara kalori menengah ke atas. Sementara untuk Indonesia, batu baranya kebanyakan kalori menengah ke bawah.
Selain itu, dia menilai batu bara kalori rendah masih tertekan akibat permintaan yang terbatas, khususnya dari China. "Untuk kalori rendah sekitar 4.000 kcal/kg harganya masih tertekan untuk tahun ini, kecuali ada perubahan dari kebijakan China untuk batu bara jenis ini," katanya.
Adapun China tengah menunda impor batu bara dari Australia yang disinyalir menjadi buntut meningkatnya ketegangan di antara kedua negara. Trader di Shanghai pun mengatakan dia telah berhenti membeli batu bara dari Australia dan mengalihkan pembelian komoditas itu lebih banyak ke Indonesia dan Rusia.