Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perlu Langkah Radikal Perbaiki Kinerja Investasi

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Core M. Faisal menyebutkan bahwa anjloknya investasi asing merupakan imbas dari ketidakpastian global akibat perang dagang. Kondisi ini juga diperparah dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi di berbagai negara asal investor.
Kepala BKPM Thomas Lembong (kiri) memberikan paparan didampingi Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia Summit Dutta, saat konferensi pers BKPM-HSBC Infrastructure Forum di Jakarta, Rabu (3/10/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Kepala BKPM Thomas Lembong (kiri) memberikan paparan didampingi Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia Summit Dutta, saat konferensi pers BKPM-HSBC Infrastructure Forum di Jakarta, Rabu (3/10/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Core M. Faisal menyebutkan bahwa anjloknya investasi asing merupakan imbas dari ketidakpastian global akibat perang dagang. Kondisi ini juga diperparah dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi di berbagai negara asal investor.
Data BKPM menunjukkan realisasi penanamam modal asing (PMA) nilai investasi paling besar masih berasal dari Singapura dengan nilai US$9,2 miliar, Jepang US$4,9 miliar, China  US$2,4 miliar, Hong Kong Rp2 miliar, Malaysia US$1,8 miliar dan negara-negara lainnya di angka US$9 miliar.
“Beberapa negara asal investasi menunjukan adanya penurunan pertumbuhan. Dengan demikian, memang secara tidak lansung investasi di beberapa negara termasuk Indonesia ikut terdampak,” kata Faisal, Rabu (30/1/2019).
Faisal mengakui, tren penurunan investasi tersebut akan terus berlanjut pada tahun ini. Momen tahun politik akan menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menjaga asa investasi pada 2019. Dari sisi eksternal, pelambatan ekonomi global tampaknya akan terus terjadi, bahkan dengan pemangkasan outlook pertumbuhan ekonomi dunia, ada risiko besar realisasi investasi pada 2019 justru bakal lebih buruk dibandingkan tahun 2018.
Pemerintah, lanjut Faisal, memang telah melakukan terobosan dalam aspek kebijakan misalnya pemberian paket insentif yang diberikan kepada masyarakat. Namun demikian, pemberian insentif ini tetap tak akan menarik investasi secara signifikan, tanpa adanya pembenahan pada sektor lainnya.
Faisal menyebut, kepastian hukum maupun pelaksanaan kebijakan menjadi hal yang cukup mutlak bagi para investor. Pemerintah harus segera membenahi mekanisme pelaksanaan kebijakan dan sinkronisasi kebijakan, supaya implementasinya konsisten dan tidak  membingungkan para investor.
“Ada beberapa kebijakan yang berubah-ubah dan membingungkan investor. Jadi itu menurut saya yang perlu segera dibenahi oleh pemerintah,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper