Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Mobil Listrik, Jepang Berpotensi Jadi Investor

Pengembangan kendaraan listrik diakselerasi dengan menarik investasi pada industri komponen seperti baterai. Jepang dinilai sebagai salah satu negara potensial sebagai investor mengingat teknologi kendaraan listriknya yang telah maju.
Proses pengisian energi mobil listrik saat peluncuran Green Energy Station (GES) Pertamina di Jakarta, Senin (10/12/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Proses pengisian energi mobil listrik saat peluncuran Green Energy Station (GES) Pertamina di Jakarta, Senin (10/12/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Pengembangan kendaraan listrik diakselerasi dengan menarik investasi pada industri komponen seperti baterai. Jepang dinilai sebagai salah satu negara potensial sebagai investor mengingat teknologi kendaraan listriknya yang telah maju.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Harjanto, Senin (29/1/2019). Dia menjelaskan pengembangan kendaraan listrik didorong oleh beroperasinya industri komponen, yakni pabrik baterai di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah.

Pabrik yang diremikan pada Jumat (11/1/2019) tersebut memiliki kapasitas produksi 50.000 ton produk intermediate nikel hidroksida, 150.000 ton baterai kristal nikel sulfat, 20.000 ton baterai kristal sulfat kobalt, dan 30.000 ton baterai kristal sulfat mangan.

Harjanto menjelaskan untuk terus mengembangkan industri komponen utama kendaraan listrik akan diberikan dukungan insentif fiskal berupa tax holiday. Adapun, industri pembuat motor listrik–magnet dan kumparan motor–didukung dengan mini tax holiday.

"Sebelumnya, saya sudah sampaikan ke investor Korea dan negara lain. Saat ini, kami berharap Jepang juga bisa masuk ke wilayah yang sedang kita butuhkan untuk pengembangan kendaraan listrik," ujar Harjanto dalam keterangan resmi.

Deputy Director-General, Manufacturing Industries Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Yoji Ueda menyampaikan, Indonesia dan Jepang telah lama menjalin hubungan kerja sama yang komprehensif terutama dalam pengembangan sektor industri.

Dia menjelaskan, Jepang memainkan peran utama dalam kontribusi di sektor otomotif. Jepan pun secara serius mengembangkan kendaraan listrik untuk pengamanan pasokan energi yang stabil.

Untuk itu, METI memperkenalkan kebijakan elektrifikasi industri otomotif dan langkah kebijakan untuk promosi xEV (keragaman kendaran listrik) di Jepang.

"Penting bagi pemerintah untuk memilih xEV dari sudut pandang yang seimbang, antara keamanan energi, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan kebutuhan pembeli. Untuk mencapai tujuan ini, Jepang mendorong kerja sama dengan negara-negara lain dan secara aktif berbagi pengalaman mengenai pengembangan kendaraan listrik," ujar Yoji.

Pengembangan tersebut dinilai dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk menarik investasi di sektor kendaraan listrik. Harjanto menjelaskan peningkatan investasi penting untuk mencapai target utama pengembangan kendaraan listrik, yaitu ketahanan energi dan ramah lingkungan.

Dengan peta jalan pengembangan industri otomotif nasional yang ditopang industri komponen, diproyeksikan populasi mobil listrik pada 2025 akan mencapai 400.000 unit atau 20% dari total produksi yang diproyeksikan sebesar dua juta unit. Selain itu, populasi motor listrik diproyeksikan akan mencapai dua juta unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper