Bisnis.com, JAKARTA — Media sosial berbagi foto Instagram dinilai telah meningkatkan pendapatan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) serta memunculkan pengusaha kecil baru dari kalangan generasi muda di Indonesia.
Perusahaan riset Ipsos melakukan riset untuk mengetahui dampak Instagram dalam pengembangan bisnis kecil dan menengah di Indonesia. Riset dilakukan terhadap 3.012 pengguna instagram dan 502 pengguna profil bisnis Instagram.
Hasil riset tersebut menunjukkan sebanyak 87% pelaku usaha setuju bahwa penjualan mereka meningkat berkat media sosial berbagi foto tersebut. Selain itu, 52% pelaku usaha yang disurvei juga lebih memilih untuk mengarahkan pelanggan ke profil bisnis di Instagram di banding situs web.
Pemilihan Instagram sebagai sarana berbisnis tersebut dilakukan karena beberapa hal. Pertama, Instagram dianggap membantu pengusaha menemukan pelanggan baru lebih dari platform lainnya sebab media sosial tersebut bisa saling terhubung dengan jutaan pengguna Tanah Air.
Kedua, Instagram diyakini dapat menjalin hubungan yang lebih erat dan bermakna dengan pelanggan. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa 82% UKM menerima pesan pribadi (direct massage) setiap hari terkait produk yang mereka jual.
Ketiga, Instagram membantu pengembangan produk baru melalui pelanggan dan memberi pelaku usaha kesempatan membangun bisnis sesuai dengan keinginan mereka.
Baca Juga
Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia Ikhasn Ingratubun mengatakan hingga saat ini persentase pelaku bisnis di level kecil dan menengah yang telah mengadopsi teknologi dan memanfaatkan media sosial untuk pengembangan bisnis mereka masih terbilang kecil, yakni sekitar 15%—25%.
Namun demikian, Ikhsan mengungkapkan terdapat peningkatan dari tahun sebelumnya terkait penggunaan teknologi dan media sosial dalam proses bisnis. Dia juga optimistis, tren ini akan terus berkembang di tahun mendatang.
“Dibilang masih kecil [persentasenya] memang, tapi terus bertumbuh karena sekarang pedagang banyak yang menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, bahkan Whatsapp untuk mempromosikan jualan mereka,” katanya saat dihubungi Bisnis, beberapa waktu lalu.
Senada dengan hasil riset Ipsos, Ikhsan mengungkapkan bahwa pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia lebih memilih memakai media sosial sebagai platform bisnis mereka, dibandingkan dengan situs web.
Hal tersebut dikarenakan media sosial lebih familier digunakan dalam keseharian dibandingkan platform lainnya. Selain itu, sumber daya manusia yang belum sepenuhnya mengerti teknologi juga menjadi kendala penggunaan teknologi lain bagi pelaku bisnis kecil dan menengah.
Untuk itu, Ikhsan mendorong untuk berbagai pihak termasuk pelaku usaha, asosiasi, dan pemerintah mengadakan berbagai kegiatan untuk meningkatkan keterampilan teknologi pengusaha kecil dalam rangka menuju digitalisasi di Indonesia.
Platform Dagang-El
Sebelumnya, Ipsos juga merilis hasil studi terbaru mengenai kondisi platform dagang-el di Indonesia selama kuartal ketiga 2018.
Head of Observer Ipsos Indonesia Andi Sukma memaparkan sebanyak 64% masyarakat dalam negeri yang berbelanja di ecommerce berasal dari kalangan milenial. Dari jumlah tersebut, 37% berdomisili di pulau Jawa.
Lebih spesifik, studi tersebut menyebut profil masyarakat yang berbelanja di platform dagang-el mayoritas merupakan kalangan dengan pendapatan bulanan minimal Rp3 juta. Produk fesyen menjadi favorit konsumen laki-laki dan perempuan dalam berbelanja secara daring.
Variasi produk favorit laki-laki cenderung melakukan pembelian terhadap barang teknologi, elektronik, dan urusan perjalanan. Sementara, perempuan cenderung melakukan pembayaran tagihan, kosmetik, produk perawatan, dan kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan minuman.
Hasil studi Ipsos tersebut juga menunjukkan lima platform dagang-el yang paling banyak dikunjungi konsumen Indonesia secara berturut-turut adalah Tokopedia (49%), Shopee (45%), Lazada (39%), Bukalapak (38%), dan Blibli (17%).