Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Tekankan Fleksibilitas Terkait Kemungkinan Penaikan Suku Bunga Desember

Pejabat Federal Reserve mengisyaratkan akan mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel dalam kenaikan suku bunga bertahap setelah kemungkinan kenaikan pada bulan Desember, karena mereka mencoba mempertahankan ekspansi AS yang mungkin menjadi rekor terpanjang tahun depan.
the Federal Reserve di Washington D.C./Ilustrasi-en.wikipedia.org
the Federal Reserve di Washington D.C./Ilustrasi-en.wikipedia.org

Bisnis.com, JAKARTA – Pejabat Federal Reserve mengisyaratkan akan mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel dalam kenaikan suku bunga bertahap setelah kemungkinan kenaikan pada bulan Desember, karena mereka mencoba mempertahankan ekspansi AS yang mungkin menjadi rekor terpanjang tahun depan.

"Hampir seluruh peserta menyatakan pandangan bahwa peningkatan lanjutan kisaran target Fed Funds Rate (FFR) kemungkinan akan dilakukan segera, dengan asumsi ekonomi bergerak sejalan atau lebih kuat dari ekspektasi,” ungkap The Fed dalam risalah pertemuan 7-8 November lalu, yang dirilis Kamis (29/11/2018), seperti dikutip Bloomberg.

Para pejabat juga mengatakan bahwa pernyataan pasca-pertemuan mereka mungkin perlu dimodifikasi pada pertemuan mendatang, “khususnya bahasa yang mengacu pada ekspektasi komite untuk 'peningkatan lanjutan secara bertahap,'” ungkap risalah tersebut.

Risalah tersebut memperkuat komentar Gubernur The Fed Jerome Powell pada hari Rabu yang menyarankan bank sentral semakin mendekati kisaran suku bunga yang netral dan pendekatan yang fleksibel untuk jalur kebijakan mereka. Pernyataan itu memicu reli di pasar saham dan obligasi, sementara dolar AS melemah.

Pasar saham awalnya berbalik menguat setelah risalah pertemuan Federal Open Market Committee tersebut dirilis, namun kemudian kembali melemah. Indeks S&P 500 melemah 0,2% dan mencatat penurunan pertama minggu ini. Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun mencapai 3,03%, turun dari 3,06% pada hari Rabu.

Pada pertemuan bulan ini, bank sentral AS meninggalkan suku bunga acuan dalam kisaran 2% hingga 2,25%. Pejabat the Fed berikutnya akan bertemu pada 18-19 Desember, dan pelaku pasar menetapkan probabilitas 70% kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, yang akan menjadi kenaikan keempat pada 2018.

Kenaikan pada bulan Desember akan membawa tingkat kebijakan yang mendekati bagian bawah kisaran 2,5% hingga 3,5% yang diperkirakan The Fed sebagai tingkat netral. Pada saat yang sama, pejabat Fed menekankan bahwa mereka menjadi semakin bergantung pada indikator dan data untuk memberitahu mereka bahwa mereka semakin dekat dengan tingkat netral.

“Banyak peserta menunjukkan bahwa mungkin beberapa pertemuan mendatang jadi waktu yang tepat untuk memulai transisi ke pernyataan yang menempatkan penekanan lebih besar pada evaluasi data dalam menilai prospek ekonomi dan kebijakan,” ungkap risalah tersebut.

Sementara pejabat Fed memperkirakan pertumbuhan yang solid berlanjut sebelum melambat ke tren dalam jangka menengah, mereka masih melihat beberapa risiko. Penumpukan utang perusahaan di tengah melemahnya standar pinjaman menarik perhatian komite.

“Beberapa peserta khawatir bahwa tingginya tingkat utang di sektor bisnis non-keuangan, dan terutama tingginya tingkat leveraged loan, membuat ekonomi lebih rentan terhadap kemunduran tajam dalam ketersediaan kredit,” kata risalah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper