Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia merangkum tiga pelajaran penting dari perjalanan ekonomi tahun ini.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan tiga pelajaran ini penting untuk memperkuat ketahanan ekonomi ke depannya dalam menghadapi kondisi ekonomi global yang masih kurang kondusif.
Pertama, BI melihat ketahanan ekonomi masih perlu diperkuat kembali. "Inflasi kami jaga rendah, rupiah stabil, defisit fiskal aman dan stabilitas sistem keuangan terjaga," ujar Perry dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Selasa (27/11).
Selain itu, Perry berharap defisit transaksi berjalan perlu diturunkan ke tingkat aman.
Kedua, daya saing harus ditingkatkan. Hal ini termasuk meningkatkan industrialisasi, mendorong produksi barang ekspor yang tidak bergantung pada komoditas impor, dan meningkatkan investasi langsung.
Ketiga, sinergi kebijakan ekonomi nasional yang erat semakin diperkuat. Sementara itu, kebijakan moneter dan fiskal tetap diarahkan stabilitasnya. "Deregulasi ditempuh untuk peningkatan kapasitas ekonomi nasional," tegas Perry.
Baca Juga
Menurutnya, Perbaikan sistem investasi harus dipercepat dan diperkuat lagi. Selain itu, Potensi demografi dan ekonomi digital perlu dimanfaatkan. Dengan demikian, momentum pertumbuhan ekonomi nasional bisa berlanjut di tengah ketidakpastian ekonomi global
Berlandaskan pemikiran tersebut, Perry menegaskan bauran kebijakan BI pada 2018 akan semakin diperkuat pada 2019 mendatang. "Kebijakan moneter akan tetap fokuskan ke stabiltas, khususnya pengendalian inflasi 3,5% plus minus 1%," ungkap Perry.