Bisnis.com, JAKARTA – Sumitomo Metal Mining, perusahaan tambang dan mineral asal Jepang, berencana membangun smelter nikel di Indonesia dengan nilai 200 miliar yen atau hampir Rp26 triliun.
Smelter yang direncanakan dapat memproduksi 40.000 ton olahan nikel tersebut dibangun untuk memenuhi besarnya permintaan atas baterai mobil listrik. Nikel merupakan bahan baku penting bagi baterai lithium-ion yang dipakai di kendaraan listrik.
Dilansir dari Nikkei Asian Review, Rabu (21/11/2018), perusahaan itu tengah melakukan feasibility study di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Saat ini, Sumitomo Metal sudah memiliki fasilitas serupa di Filipina.
Perusahaan itu sedang berupaya mendorong produksi olahan nikel sebesar 30% menjadi 4.550 ton pada akhir bulan ini.
Permintaan terhadap kendaraan listrik, yang turut didukung oleh kebijakan sejumlah negara yang mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan, membuat kebutuhan atas baterai kendaraan listrik juga meningkat.
Boston Consulting Group (BCG) memperkirakan kapasitas produksi baterai global akan melampaui permintaan hingga 40% pada 2021.
Selama ini, para pabrikan otomotif mengandalkan perusahaan-perusahaan Asia untuk pasokan baterai kendaraan listrik mereka. Reuters melaporkan salah satunya adalah LG Chem dari Korea Selatan (Korsel) yang menjadi pemasok bagi beberapa produsen mobil Eropa.