Bisnis.com, JAKARTA - Selama enam tahun berturut-turut, skor Indonesia terus meningkat dalam Melbourne Mercer Global Pension Index (MMGPI), sebuah laporan tahunan yang menyatukan pendapat pemerintah, industri dan akademisi tentang sistem pensiun di seluruh dunia.
Pada tahun ini, Indonesia kembali meraih skor indeks pensiun yang lebih tinggi lagi, yakni mencapai 53,1 atau mengalami peningkatan dibandingkan 2017 yang hanya 49,1 sehingga posisi Indonesia naik tingkat dari kategori D menjadi C.
Indonesia berada di kategori yang sama dengan Arab Saudi, Amerika Serikat, Malaysia, Brazil, Hong Kong SAR, Spanyol, Polandia, Austria, Italia dan Afrika Selatan, meskipun skor setiap negara tersebut berbeda-beda.
Bill Johnston, Presiden Direktur dan CEO Mercer Indonesia mengatakan Indeks Pensiun Indonesia naik ke kategori C tahun ini, yang berarti sistem pensiun di Indonesia memiliki sejumlah fitur yang baik.
Dikatakan, program jaminan pensiun nasional yang diterapkan mulai 2015 dan pertumbuhan ekonomi menjadi penggerak bagi peningkatan sistem pensiun Indonesia.
"MMGPI 2018 menunjukkan bahwa skor Indonesia meningkat berkat keberhasilan implementasi program jaminan pensiun Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang diterapkan sejak 2015, di mana pemberi kerja maupun pekerja membayar iuran dengan persentase tetap dari upah per bulan," tutur Bill dalam keterangan resmi, Rabu (14/11/2018).
Baca Juga
Menurutnya, reformasi sistem pensiun ini telah secara signifikan meningkatkan tingkat penggantian bersih dalam sub indeks kecukupan.
"Peningkatan skor indeks pensiun Indonesia juga didorong oleh pertumbuhan ekonomi selama tiga tahun terakhir dan prospek positif untuk tiga tahun ke depan," ujarnya.
Namun demikian, sistem pensiun di Indonesia memiliki sejumlah fitur yang baik, akan tetapi juga memiliki beberapa risiko. Oleh karena itu, lanjutnya, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan untuk memperbaiki sistem pendapatan pensiun di Indonesia.
“Termasuk di antaranya memberikan tunjangan minimum untuk penduduk lanjut usia dengan status ekonomi rendah, menambah jumlah program pensiun untuk pekerja, serta memperbaiki peraturan perundang-undangan tentang sistem pensiun swasta dan memperbaiki komunikasi kepada anggota program pensiun," terangnya.
Jangka Panjang
Bill mengatakan tanpa upaya terbebut, efektivitas dan keberlanjutan jangka panjang sistem pensiun dapat dipertanyakan.
Sementara itu, untuk Indeks Pensiun Global mengungkapkan bahwa Belanda sebagai negara yang paling siap menghadapi pensiun, disusul oleh Denmark di peringkat kedua
Dikatakan, populasi penduduk lanjut usia terus menjadi tantangan bagi pemerintah negara di seluruh dunia, di mana pembuat kebijakan berusaha untuk menciptakan keamanan finansial yang mencukupi bagi para pensiunan sekaligus berkelanjutan bagi perekonomian negara.
Pada tahun kesepuluh ini, MMGPI mengukur sistem pensiun di 34 negara, dan diperoleh indeks yang menyebutkan bahwa Belanda dan Denmark (dengan skor masing-masing 80,3 dan 80,2) memiliki sistem pensiun level A dengan manfaat yang baik.
"Ini menunjukkan kesiapan mereka untuk menghadapi pensiun," tegas Bill.
Namun, secara umum terdapat kontradiksi antara kecukupan dan keberlanjutan, terutama di Eropa. Negara Denmark, Belanda dan Swedia meraih skor di kategori A atau B untuk kecukupan maupun keberlanjutan. Sedangkan Austria, Italia dan Spanyol meraih skor di kategori B untuk kecukupan, namun E untuk keberlanjutan, sehingga butuh perbaikan untuk area yang berbeda.