Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis hunian akan makin menarik minat bila proyek perumahan itu langsung ditempati konsumennya. Namun, sebagian apartemen dibeli oleh investor yang tidak menempati unitnya dan hanya menunggu harga bagus untuk dijual.
Hal ini membuat pekerjaan bagi pengembang agar proyek apartemennya tidak berkesan tanpa penghuni, atau ghost town.
Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto menilai pembelian unit apartemen, khususnya kelas menengah ke atas, masih didominasi oleh pembeli untuk investasi, sehingga menjadikan pasar properti tidak begitu sehat karena unit yang sudah dibeli menjadi kosong, tidak ditempati.
Dia mengatakan proporsi antara end user dan pembeli yang membeli untuk investasi seharusnya seimbang. Akan lebih baik lagi bila pembeli end user lebih banyak.
"Harus seimbang karena jika lebih banyak investor, unit tidak ditempati, sehingga pada akhirnya tidak ada pergerakan, kemudian properti valuenya juga akan sulit naik. Jika end user lebih banyak, jauh lebih sehat sebenarnya," kata Ferry kepada Bisnis, pekan lalu.
Strategi yang dilakukan oleh Patra Land, pilar usaha PT Patra Jasa yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) agar apartemennya tidak berkesan kosong adalah membatasi pembeli yang bertujuan untuk investasi.
Baca Juga
Direktur Utama PT Patra Jasa Hari T. Wibowo mengatakan kebanyakan apartemen yang dibangun memang dibeli untuk investasi, sehingga menjadi tidak menarik. Menurutnya, apartemen dinilai bagus jika ditempati.
Strategi yang dilakukan Patra Land adalah membentuk nature of living apartemen dengan menyeleksi kepentingan para pembeli membeli unit apartemen. Jika untuk investasi, maka akan dilihat apakah sudah melebihi batas atau belum.
"Jika tidak dibuat seperti itu, banyak yang kosong. Hal ini membuat orang berpikir pasti tidak laku, padahal sebenarnya sudah dibeli sama investor. Ini yang harus kita sesuaikan juga, memang sedikit unik. Bukan milih-milih, tapi supaya apartemennya lebih hidup," kata Hari, belum lama ini.
Komposisi yang ditetapkan oleh Patra Land adalah pembeli investor hanya boleh menempati 25% dari total unit apartemen yang dijual, sisanya diperuntukkan kepada end user.
"Kepentingannya orang harus tinggal. Ditanyakan untuk apa, kebanyakan untuk anak-anaknya yang menempati. Ada juga yang kerja di Jakarta yang akan kembali ke Yogyakarta. Itu kami kategorikan investor karena belum tentu dipakai langsung," tambahnya.
Salah satu proyek yang sedang dikembangkan oleh Patra Land adalah Amarta Apartment yang merupakan hunian high-rise di Yogyakarta.
Apartemen ini memiliki dua menara, yaitu Yudistira dengan jumlah unit sebanyak 506 dan Drupadi sebanyak 232 unit. Unit–unit apartemen ini pun terbagi menjadi 4 tipe yaitu studio, 1 bed room, 2 bed room dan 2 bed room premium.
Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, Amarta Apartment akan mulai diserahterimakan pada akhir tahun 2019.