Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perhutani Kembali Ekspor Produk Kayu

Perum Perhutani membangkitkan kembali kinerja ekspor produk kayu dari unit Industri Kayu Cepu (IKC) setelah dua tahun mati suri alias tidak melakukan pengapalan produk ke luar negeri.
Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy Mulino Mauna./Bisnis-Abdullah Azzam
Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy Mulino Mauna./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Perum Perhutani membangkitkan kembali kinerja ekspor produk kayu dari unit Industri Kayu Cepu (IKC) setelah dua tahun mati suri alias tidak melakukan pengapalan produk ke luar negeri.

Ekspor perdana pada 2018 ini berupa produk Flooring jenis E2E sebanyak sepuluh kontainer ke Shanghai, China pada Sabtu (29/09). Pengiriman dilakukan dua tahap, yakni tujuh kontainer pada Jumat (28/9) lalu dilanjutkan tiga kontainer pada Sabtu (29/9).

Ekspor Flooring jenis E2E ke China akan dilakukan setiap bulan hingga Desember 2018 dengan target minimal 10 kontainer per bulannya. Bahkan pada 2019 rencana ekspor juga diperluas ke berbagai negara di Eropa.

Direktur Utama Perum Perhutan Denaldy M. Mauna mengatakan akan terus  mendorong perusahaanya untuk melakukan ekspor sejalan dengan fokus bisnis Perhutani ke hilir dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tahun ini IKC memulai kembali ekspor produk flooring sebanyak 10 kontainer ke mitra di China dan disusul pada tahun ini juga akan ada ekspor perdana dari Industri Kayu Brumbung jenis teak parquet T&G, teak flooring T&G, teak longstrip dan teak skirting ke berbagai negara.

"Diharapkan kedepan Perhutani akan terus melakukan ekspor dengan volume dan kualitas yang lebih baik lagi sehingga produksi industri kayu Perhutani selain dapat memperluas kesempatan tenaga kerja juga mampu mendorong perekonomian Indonesia dengan bertambahnya devisa negara," ujarnya melalui keterangan resmi pada Rabu (3/10).

Denaldy menambahkan kemampuan Perhutani melakukan ekspor di tahun ini merupakan hasil dari upaya revitalisasi industri kayu Perhutani dengan konsep restart, dari seluruh aspek perusahaan. Sejak melakukan perbaikan kondisi keuangan tahun 2017, Perhutani mulai menggulirkan investasi untuk peremajaan mesin-mesin produksi.

Denaldy mengatakan perbaikan dilakukan pada pengelolaan industri dan prosedur kerja melalui implementasi  Business Process Reengineering. Selanjutnya juga mengaktifkan Project Management Unit (PMU) dan fokus hanya memproduksi produk yang memiliki nilai lebih di pasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper