Bisnis.com, SINGAPURA - Schneider Electric, perusahaan manajemen energi dan automasi listrik terus mengembangkan inovasi sistem jaringan mikro (micro-grid) yang ada di Pulau Semakau, Singapura.
Schneider Electric bekerjasama dengan ENGIE Lab dan Universitas Teknologi Nanyang mengembangkan sistem jaringan mikro (micro-grid) yang dapat memenuhi kebutuhan elektrifikasi ratusan atau ribuan pulau di kawasan Asia Tenggara yang tidak terhubung dengan jaringan publik.
Dikembangkan dari tahun 2016, tim Bisnis.com bersama beberapa media lainnya diajak melihat hasil dari inisiatif bersama ini di Pulau Semakau yang nantinya bisa mengintegrasikan berbagai sumber terbarukan dan sistem penyimpanan. Bahkan di pulau Semakau mempunyai satu-satunya turbin pembangkit listrik tenaga angin di Singapura.
Schneider sudah menanam investasi senilai US$2juta selama 10 tahun untuk mengembangkan inovasi micro-grid.
"Singapura ingin menjadi pemimpin dalam teknologi micro-grid di wilayah Asia Tenggara. Pulau Semakau ini sudah dibagi menjadi delapan plot, masing-masing plot itu memakai vendor yang berbeda-beda. Saya tidak tahu kalau detail investasi tapi untuk Schneider sendiri cukup besar di atas dua jutaan us dollar," kata Soni Wibisono, Senior Project Manager Schneider Electric South East Asia, Rabu (19/9/2018) di Pulau Semakau.
Benjamin Neumann, APAC Commercial Vice President Schneider Electric mengungkapkan rencananya hasil inovasi ini akan dipasarkan dan diharapkan bisa dipakai semua kalangan dan segmen.
"Intinya kita akan menawarkan hal ini ke market selangkah demi selangkah. Target dari yang kita kembangkan di Pulau Semakau ini bisa siapa saja bisa komersial, industri, semua diharapkan bisa menggunakan (teknologi ini)," ungkap Neumann.
Tim dari Schneider mempunyai target untuk bisa menyelesaikan inovasi ini pada pertengahan tahun depan sebelum dilepas ke pasaran.
Neumann juga menjelaskan hasil dari inovasi ini akan dijual ke partner bisnis secara bussiness to bussiness (b to b).
(Benjamin Neumann (kiri) dan Carolla Puusteli)
"Pasti akan be to be bisnis, tapi bukan ini yang kita bicarakan karena ini adalah solusi b to b."
Carolla Puusteli, Segment President Electricity Companies Schneider Electric juga memastikan inovasi yang dikembangkan akan bisa sesuai di setiap negara.
"Schneider punya 5% tim riset dan pengembangan dalam perusahaan yang terus mencari tahu bagaimana teknologi bisa beradaptasi di tiap negara atau kondisi lokal karena selalu berbeda-beda seperti di Singapura, Thailand, Swedia, Austrlia atau Brasil. Jadi setiap kita melakukan riset dan pengembangan memang harus bisa sesuai di negara Anda."