Bisnis.com, JAKARTA – Untuk memperkuat sistem keuangan dan berupaya mengembalikan kepercayaan investor terhadap Turki, para pembuat kebijakan menyatakan akan mengambil langkah-langkah untuk menahan pelemahan nilai tukar lira yang masih terus berlanjut.
Bank Sentral Turki di Ankara mengumumkan, akan mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu, seperti menurunkan jumlah cadangan wajib perbankan komersial dan melonggarkan aturan mengenai pengelolalaan likuiditas lira dan mata uang asing.
Kendati tidak menyebutkan tentang kenaikan suku bunga, otoritas moneter Turki itu menyebutkan bahwa segala opsi sudah dipersiapkan.
“Bank Sentral akan memonitor dengan ketat gejolak pasar, serta mengambil segala langkah yang dianggap perlu untuk mempertahankan stabilitas keuangan,” tulis Bank Sentral Turki melalui pernyataan, seperti dikutip Bloomberg, Senin (13/8).
Adapun, pelonggaran persyaratan cadangan minimum perbankan yang dilakukan Bank Sentral Turki diharapkan dapat mengalirkan sekitar 10 miliar lira, US$6 miliar, dan US$5 miliar dalam bentuk emas ke pasar.
Selain itu, bank sentral juga melonggarkan aturan korateral dan menaikkan jumlah lira di perbankan yang dapat dipinjam sebagai penukar atas kepemilikan valas menjadi 20 miliar euro (US$22,8 miliar) atau naik hingga tiga kali lipat.
Pengumuman tersebut merupakan bagian dari rencana yang diumumkan oleh Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak sehari sebelumnya.
Albayrak menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan sejumlah rencana untuk perbankan dan sektor riil yang termasuk UMKM, yang telah semakin terguncang akibat fluktuasi valuta asing.
Tidak lama setelah pemberitahuan dari Albayrak tersebut, regulator perbankan mulai memberlakukan restriksi untuk transaksi swap dolar AS-lira. Hal itu dilakukan supaya investor offshore lebih sulit bertaruh terhadap nilai mata uang.
Adapun, di pasar spot pukul 17.21 WIB, nilai lira terpantau masih melemah 6,95% ke level 6,87 lira per dolar AS. Sejauh ini, nilai lira telah turun lebih dari 40% secara tahunan.