Bisnis.com, JAKARTA—Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) menilai keberhasilan program upaya khusus (Upsus)untuk meningkatkan produksi jagung dalam negeri masih menghadapi tantangan berupa kemampuan dan kapasitas mesin pengering yang dinilai belum mumpuni saat ini.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengatakan mesin pengering yang ada saat ini membutuhkan waktu 2-3 hari untuk mengeringkan beras yang butirannya lebih kecil. Dengan demikian, waktu pengeringan jagung pun akan semakin lama.
Padahal, di tengah suplai jagung yang semakin tinggi dibutuhkan mesin pengering dengan kemampuan lebih baik guna menghindari serangan aflatoksin pada jagung.
Namun, menurutnya hal ini akan segera terjawab. Pasalnya, pemerintah telah merencanakan pengalokasian dana untuk pengadaan mesin-mesin pengering dengan kapabilitas dan kapasitas yang lebih baik.
Kendati demikian, Winarno menilai pemerintah telah sukses dalam rencana meningkatkan produksi jagung dalam negeri melalui progran upaya khusus (Upsus).
Ketua KTNA Winarno Tohir menyebutkan dengan adanya Upsus, saat ini Indonesia bisa memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri sembari melindungi petani dari impor.
“Hasilnya sudah bagus, signifikan dengan mencukupi kebutuhan dalam negeri yang tidak dengan impor dan juga mengurangi jumlah impor yang sangat besar sekali, termasuk perlindungan dari impor sehingga harganya bagus terus,” katanya kepada Bisnis, Selasa (24/7/2018).
Produksi yang bagus ini juga ditopang oleh kejelasan pasar dan harga yang baik yang membuat petani bersemangat untuk terus menanam jagung. Menurutnya, pasar jagung dalam negeri saat ini sudah dalam kondisi yang baik.