Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Institut Agroekologi Indonesia (Inagri) Syahroni menyebut Indonesia memang sudah saatnya mengembalikan kejayaan jeruk nasional yang sempat ambruk akibat serangan virus CPVD pada 1980-an hingga 1990-an.
"Dulu kita jaya dengan jeruk garut, jeruk punten, dan jeruk medan. Sudah saatnya pasar kita kembali dikuasai jeruk lokal," ujarnya di Jakarta pada Rabu (18/7/2018).
Menurut Syahroni, dengan teknologi modern penampilan jeruk lokal dapat dipoles agar penampilannya tak kalah cantik dengan jeruk impor. "Soal rasa pasti tak kalah, tinggal poles di pascapanen," ucap Syahroni.
Sementara itu, Kepala Balai Penelitian Jeruk Tropika (Balitjestro) Malang Dr Taufik Ratulo mengatakan jajarannya siap menyediakan 1 juta bibit jeruk tahun ini dan 2 juta bibit jeruk tahun depan sesuai dengan instruksi Menteri Pertanian.
"Sesungguhnya sudah lama kita melayani permintaan bibit petani dari seluruh pelosok Tanah Air," kata Taufik.
Menurut dia, perbanyakan bibit jeruk sangat sederhana yakni dengan menyemaikan batang jeruk yang toleran terhadap penyakit akar. Lalu setelah tumbuh, bibit disambung dengan stek varietas unggul sesuai permintaan pasar.
Dengan cara ini, tanaman jeruk tumbuh baik karena memiliki sistem perakaran yang kuat dan efektif menyerap unsur hara.
“Selanjutnya tanaman akan menghasilkan jeruk dengan produktivitas tinggi dan kualitas baik sesuai dengan stek yang disambungkan,” kata Taufik.
Kepala Puslitbang Hortikultura Badan Litbang Kementerian Pertanian Hardiyanto mengutarakan pihaknya telah menyiapkan bibit untuk bantuan petani juga dapat melayani permintaan bibit secara komersial.
"Saat ini permintaan bibit jeruk meningkat tajam seiring tekad Kementan swasembada jeruk dan ekspor ke manca negara," kata Hardiyanto.
Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia dapat mengekspor jeruk keprok ke mancanegara pada 2020.
Potensi pencapaian target sangat besar karena jeruk keprok Indonesia berdasarkan hasil riset Balitbangtan tak kalah kualitasnya dengan jeruk impor dari China.