Bisnis.com, JAKARTA — Produksi jeruk pada dalam dua tahun ke depan diproyeksikan mencapai lebih dari 3,2 juta ton dengan estimasi pertumbuhan sebesar 4,93% per tahun.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjelaskan, saat ini populasi tanaman jeruk saat ini diperkirakan mencapai 53.000 hektare (ha) dan luas panen komoditas jeruk pada 2020 diprediksi akan mencapai 61.778 ha dengan pertumbuhan sebesar 2,03% per tahun.
“Demikian juga dengan produksinya sampai dengan tahun 2020 diproyeksikan naik dengan rata-rata pertumbuhan 4,93% per tahun, dimana pada tahun 2020 produksi jeruk akan mencapai 3.246.994 ton,” jelasnya melalui keterangan resminya Selasa (17/7/2018).
Ada pun pola perkembangan produksi jeruk selama kurun waktu 2010 hingga 2017 disebutnya cenderung meningkat di mana pada 2017 produksi jeruk Keprok nasional mencapai lebih dari 2,16 juta ton, sementara jeruk besar ada di angka 130.130 ton.
Amran menambahkan tahun ini Kementerian Pertanian akan membagikan sejuta bibit jeruk untuk rakyat yang rencananya ditingkatkan menjadi 2 juta pohon tahun depan, beserta dengan pupuknya.
Bantuan benih jeruk Keprok unggul sekaligus pupuk secara gratis diberikan untuk rakyat di Kota Batu, Malang pada Selasa (17/7/2018). Bantuan diserahkan secara simbolis kepada Dinas Pertanian Kota Malang, Kota Batu, Trenggalek, dan Lumajang guna menggenjot produksi dalam negeri sehingga Indonesia tidak lagi impor, tapi justru ekspor.
“Jeruk Keprok produk Indonesia tidak kalah dengan jeruk impor. Bahkan rasanya lebih enak, lebih segar, dan lebih mantap. Saya minta Kepada jajaran Kementan agar siapkan bibit jeruk 2 juta pohon tahun depan. Dengan tanam satu juta pohon jeruk, kita bisa tekan impor hingga 25% dan tanam 2 juta pohon bisa tekan 75%,” tuturnya.
Komoditas jeruk merupakan salah satu komoditas yang sangat potensial dikembangkan di Indonesia peran yang penting untuk memenuhi kebutuhan konsumsi buah masyarakat, membuka kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Jeruk yang berkembang di Indonesia digolongkan menurut jenisnya, yaitu jeruk siam, jeruk keprok dan jeruk besar (pamelo).
Taufik Ratuloe, Kepala Balai Penelitian Jeruk Tropika (Balitjestro) Malang, menambahkan pihaknya siap menyediakan satu juta bibit jeruk tahun ini dan dua juta bibit jeruk tahun depan sesuai perintah Mentan.
"Bahkan sesungguhnya sudah lama kita melayani permintaan bibit petani dari seluruh pelosok tanah air,” katanya.
Taufik menjelaskan bahwa perbanyakan bibit jeruk ini sangat sederhana yakni melalui penyemaian batang jeruk yang toleran terhadap penyakit akar. Lalu setelah tumbuh, bibit disambung dengan stek varietas unggul sesuai permintaan pasar.
Dengan cara ini maka tanaman jeruk tumbuh baik karena memiliki sistem perakaran yang kuat dan efektif menyerap unsur hara. Selanjutnya tanaman akan menghasilkan jeruk dengan produktivitas tinggi dan kualitas baik sesuai dengan stek yang disambungkan.
Jeruk menempati urutan ketiga sebagai buah yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia pada 2015 dan 2016, dengan tingkat konsumsi 3,28 kg per kapita per tahun pada 2015 yang naik menjadi 3,60kg per kapita per tahun pada 2016.