Bisnis.com, JAKARTA— PT Garam (Persero) mencatatkan produksi sementara sebesar 25.500 ton dari total target sepanjang tahun sebesar 350.000 ton.
Direktur Utama PT Garam Budi Sasongko menyebutkan masih sedikitnya produksi garam hingga saat ini lantaran musin hujan yang tidak memungkinkan pihaknya untukmelakukan panen garam.
“Untuk PT Garam sampai hari ini 25.500 [ton], Masih hujan,” katanya kepada Bisnis, Selasa (10/7/2018).
Menurut Budi, panen garam biasanya baru dimulai pada Juni, Adapun untuk produksi yang sudah tercapai saat ini dihasilkan dari seluruh lahan garam yang terletak di seluruh Madura dan Kupang, NTT.
Bisnis mencatat, PT Garam telah melakukan perluasan lahan garam seluas 300 ha. Namun, produksi dari lahan ini masih berupa trial dengan jumlah lahan berproduksi seluas 15%.
Kendati demikian, dirinya yakin bahwa target yang ditetapkan untuk perseroan bisa terealisasi dengan dimulainya panen pada semester II.
“Kan memang mulai panen itu semester II biasanya, bulan Juni kita mulai,” tambahnya.
Terkait harga garam, dia menilai terjadi sedikit penurunan. Saat ini, harga garam berada di lebel Rp1.500per kilogram-Rp1.600 per kilogram, bahkan berpotensi lebih rendah untuk daerah Jawa Barat. Sebelumnya pada Mei 2018, harga garam sempat mencapai angka Rp2.000 per kg. Kendati demikian, harga ini masih berada dalam rentang yang tepat.