Bisnis.com, JAKARTA - PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) tengah membangun fasilitas tambahan untuk mendukung bahan produksi, selain melakukan pembangunan infrastruktur transportasi pendukung kawasan industri tersebut.
Hamid Mina, Managing Director Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), menuturkan pembangunan fasilitas tambahan itu merupakan proyek internal perusahaan.
“Kami masuk project intern seperti penambahan electric manganese dan acid leachung. Untuk acid leaching masih dalam proses negoisasi,” jelasnya, Minggu (1/7/2018).
Adapun, untuk mendukung mobilitas di kawasan industri, pihaknya juga memiliki sejumlah proyek. Salah satu proyek itu adalah pembangunan bandara yang berada di atas tanah seluas 110 hektare dan telah dibangun sejak tahun lalu.
Panjang landas pacu atau runway bandara di kawasan industri ini mencapai 1.800 meter dengan lebar 30 meter. Namun, pengoperasian bandara khusus itu mundur dari target awal yaitu pada semester I/2018.
Hamid mengatakan pengoperasian bandara khusus yang dapat didarati pesawat jenis Cessna Caravan tersebut mundur karena alasan cuaca. “Pengoperasian bandara mundur sampai Oktober karena pembuatan runway terhambat cuaca yang hujan terus sampai sekarang,” ujarnya.
Pembangunan bandara di kawasan industri yang merupakan pusat industri pengolahan nikel tersebut salah satunya berfungsi untuk memperlancar mobilitas karyawan. Berdasarkan data dari IMIP, rencana investasi untuk pesawat dan transportasi kendaraan senilai US$200 juta.
Selain bandara, di Kawasan Industri Morowali juga dibangun fasilitas dermaga berkapasitas 92.500 DWT dengan desain kemampuan bongkar muat sebanyak 8 juta ton. Pembangunan ini menelan investasi senilai US$81,55 juta dan beroperasi pada tahun lalu.