Bisnis.com, SHANGHAI -- Perusahaan asal Jerman, Merck, secara global menjual lini bisnis consumer health guna menyesuaikan dengan strategi bisnis baru yang mengarah kepada sains dan teknologi, meski memahami bahwa sektor perawatan kesehatan potensial untuk berkembang.
CEO Merck Stefan Oschmann mengatakan bisnis consumer health sangat bagus dengan kinerja pasar tumbuh cepat di sejumlah negara.
"Sebenarnya tidak ada yang salah dengan bisnis consumer health. Di Indonesia pasarnya tumbuh, tetapi kami melihatnya pada skala global dan akan lebih fokus pada inovasi teknologi," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (20/6/2018).
Perusahaan farmasi yang telah bertransformasi ini menilai Indonesia memiliki pasar yang baik untuk pengembangan consumer health yang didukung oleh pemasaran yang kuat dan konsumen yang luas.
"Tetapi secara bisnis, kami akhirnya menemukan mitra yang tepat untuk mengelola bisnis itu. Kami percaya diri, bisnis Merck tetap akan berkembang [tanpa consumer health], dan fokus untuk sains dan teknologi," lanjut Oschmann.
Sementara itu, pada awal Mei 2018, PT Merck Tbk. (MERK) telah menyampaikan penjualan lini bisnis consumer health kepada PT Procter & Gamble Home Product (P&G) Indonesia dengan nilai transaksi Rp1,38 triliun. Adapun, total transaksi lini bisnis consumer health secara global mencapai 3,4 miliar euro.
Perusahaan induk, Merck KGaA, menilai P&G adalah mitra ideal untuk mendorong segmen consumer health ke depan. Pembahasan lebih lanjut terkait penggunaan dana akan dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Senin (25/6) dengan mengikuti ketentuan yang berlaku di Indonesia.
Oschmann menuturkan produsen Sangobion dan Neurobion ini percaya diri dalam menjalani bisnis ke depan. Perusahaan berkomitmen pada sains, teknologi, dan riset inovasi yang akan menghasilkan produk-produk baru yang modern.
"Untuk pasar Indonesia, Merck terus mengembangkan bisnis dan akan fokus pada bisnis obat resep," terangnya.