Bisnis.com, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang akan resmi menjalankan tugasnya per 24 Mei 2018 memiliki tujuh strategi dalam membawa bank sentral menghadapi tantangan ke depan.
Strategi ini pernah dipaparkan Perry dalam tes uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) pada 28 Maret 2018 di depan anggota DPR RI. Tujuh strategi tersebut yaitu:
Pertama, memperkuat efektivitas kebijakan moneter untuk pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar.
Kedua, relaksasi kebijakan makroprudensial untuk mendorong pembiayaan perbankan.
Ketiga, pendalaman pasar keuangan, khususnya untuk pembiayaan infrastruktur.
Keempat, pengembangan sistem pembayaran untuk ekonomi keuangan digital.
Kelima, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Keenam, penguatan koordinasi dengan pemerintah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan DPR.
Terakhir, penguatan organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Sementara itu, visi misi Perry adalah menjaga stabilitas dan mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi dalam rangka mendukung kemajuan ekonomi nasional guna kesejahteraan masyarakat.
Dia akan mengucapkan sumpah jabatan sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) 2018-2023 di hadapan Ketua Mahkamah Agung RI hari ini, Kamis (24/5) pukul 10.00 WIB. Sumpah jabatan akan langsung dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali di Ruang Prof. Dr. Kusuma Atmadja Tower MA RI, Medan Merdeka Utara, Jakarta.
Setelah pengambilan sumpah, serah terima jabatan akan dilakukan dari Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara kepada Perry Warjiyo. Hal ini dilakukan mengingat masa jabatan Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo selesai pada 23 Mei 2018.
Hingga menunggu pengucapan sumpah, kursi jabatan Gubernur BI diserahkan terlebih dahulu kepada Mirza.