Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Hanya Akuisisi Federal Oil, Ini Geliat Ekspansi ExxonMobil di Hilir Migas Indonesia pada 2018

ExxonMobil memperluas bisnisnya di Indonesia dengan mulai menggarap sektor hilir migas. Perusahaan asal Amerika Serikat itu menggelontorkan dana sekitar US$544 juta atau setara Rp7,59 triliun (Kurs US$1 = Rp13.965) pada 2018.
ExxonMobil/Reuters-Lucas Jackson
ExxonMobil/Reuters-Lucas Jackson

Bisnis.com, JAKARTA - ExxonMobil memperluas bisnisnya di Indonesia dengan mulai menggarap sektor hilir migas. Perusahaan asal Amerika Serikat itu menggelontorkan dana sekitar US$544 juta atau setara Rp7,59 triliun (Kurs US$1 = Rp13.965) pada 2018.

Vice President Public & Govenment Affairs ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto mengatakan, pihaknya telah melakukan evaluasi rencana bisnis dan melihat ada kesempatan bagus pada bisnis hilir migas Indonesia. Perusahaan Amerika Serikat (AS) itu pun melihat pasar hulu maupun hilir migas di Idnonesia masih punya potensi untuk bertumbuh dengan cepat.

"Jadi, kami pun memutuskan untuk tidak hanya investasi pada sektor hulu, tetapi juga di hilir serta petrokimia," ujarnya pada Kamis (3/5).

ExxonMobil melakukan ekspansi sektor hilir pada dua bidang yakni, pelumas, dan sewa storage BBM untuk industri dan komersial.

Pada pelumas, ExxonMobil mengakuisisi 100% PT Federal Karyatama, pemilik merek Federal Oil dan anak usaha PT Mitra Pinasthika Mulia Tbk. Transaksi akuisisi itu ditargetkan rampung pada kuartal III/2018 dan biaya investasi sekitar US$436 juta atau Rp6,08 triliun.

Erwin menuturkan, dengan akuisisi itu, ExxonMobil bakal memperkuat bisnis pelumas. Sebelumnya, ExxonMobil sudah memiliki pelumas yang dikhususkan segmen kendaraan roda empat.

"Harapannya, kami bisa memiliki pangsa pasar yang lebih besar lagi pada bisnis pelumas. Soalnya, Federal Oil juga memiliki pangsa pasar pelumas kendaraan roda dua yang cukup besar," tuturnya.

Dia pun menjelaskan, perluasan bisnis pelumas dilakukan dengan alasan peluang bisnis pada bidang pelumas di Indonesia masih sangat besar. Jadi, akuisisi Federal Oil itu bakal melengkapi bisnis pelumas ExxonMobil tersebut.

Nantinya, aksi akuisisi ExxonMobil itu juga membuat perusahaan asal Negeri Paman Sam itu mendapatkan merek jual Federal Oil dan pabrik pencampuran produksi pelumas dengan kapasitas 700.000 barel per tahun di Cilegon, Banten.

Saat ini, transaksi akuisisi masih tertunda karena menunggu persetujuan dari regulaotr di Indonesia. ExxonMobil bakal mengambil alih FKT sebesar 100% dari pemegang saham lamanya yakni Mitra PInasthika Mustika dan transaksi ditargetkan rampun kuartal III/2018.

Selain itu, ExxonMobil juga menandatangani kontrak sewa fasilitas jasa storage dengan PT Kariangau Gapura Terminal Energi, anak usaha dari PT Indika Energy Tbk. Nilai kontrak antara ExxonMobil dengan emiten berkode INDY itu senilai US$108 juta atau Rp1,5 triliun dengan durasi 20 tahun dan opsi perpanjangan 10 tahun.

Dalam kontrak itu, Kariangau Gapura Terminal Energy bakal membangun, memiliki, dan mengoperasikan terminal storage untuk penyimpanan dan pengiriman BBM di Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur, secara eksklusif untuk ExxonMobil. Jumlah kapasitas storage BBM itu sebesar 100 juta liter.

Erwin menuturkan, ekspansi ExxonMobil dengan menandatangani kontrak sewa storage BBM itu untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar industri dan komersial di Kalimantan. Tanda tangan kontrak dengan anak usaha Indika Energy itu sudah dilakukan sejak April 2018.

"Nah, mereka [Kariangau Gapura Terminal Energy] kan mau bangun storagenya, itu juga bakal butuh investasi lagi," ujarnya.

Dia pun memaparkan, keputusan lebih memilih menyewa storage ketimbang membangun sendiri adalah bagian dari strategi ExxonMobil.

"Kami punya strategi seperti itu, lebih memilih berkontrak dengan perusahaan lokal," paparnya.

Nantinya, minyak mentah yang akan diolah menjadi BBM akan diambil dari beberapa wilayah kerja ExxonMobil di kawasan Asia Pasifik.

Geliat ExxonMobil pada bisnis hilir migas itu pun sudah dimulai sejak 2017. Perusahaan asal Negeri Paman Sam itu sudah memasuki bisnis BBM industri dan komersial di Jawa.

Erwin menjelaskan, pihaknya juga telah bekerja sama dengan PT Indo Prima Energy, anak usaha dari Salim Group, terkait supply BBM industri dan komersial di Jawa sejak 2017.

ExxonMobil pun melihat potensi bisnis migas di Indonesia sangat menarik dari hulu sampai hilir.

"Kalau ada yang sesuai dengan objek bisnis yang dituju, kami akan langsung ambil. Kami juga melihat dari sisi ukuran bisnis, kalau di hulu carinya yang besar, soalnya kami perusahaan besar, jadi bukan masalah menarik atau tidak," jelasnya.

Lalu, ExxonMobil juga menjadi distributor petrokimia. Perusahaan AS sudah sudah mengimpor produk bahan kimia sekitar 600.000 ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper