Volume ekonomi digital Indonesia akan mencapaikira-kira 130 miliar USD pada tahun 2020, berdasarkan perkiraan tersebut maka Indonesia akan menjadi salah satu negara termaju di bidang pengembangan teknologi digital di Asia Tenggara yang diumumkan oleh pemerintah Indonesia pada minggu lalu. Teknologi baru, blockchain dan transformasi di bidang IT akan mengambil peranan penting dari proses ini. Oleh karena itukonferensi Blockchain INDO yang akan diselenggarakan di Hotel Kempinski, Jakarta pada tanggal 11-12 Mei, akan sangat relevan dan menjanjikan.
Selain dari pemain uang digital, acara ini akan dihadiri oleh pemain bisnis digital, start-up IT, pembuat aplikasi Internet, pakar digital marketers dan perusahaan Fintech.
Lebih dari 40 pembicara dari semua pelosok dunia, termasuk AS, Jerman, Rusia, Jepang, Swiss, Cina, dan Negara lainnya akan mempresentasikan pengalamannya di bidang blockchain. Pembicara terkemuka yang telah memastikan keikutsertaannya, diantaranya adalah: Gebhard Scherrer (co-founder DATUM), Ville Oehman (dana investasi terdaftar Otoritas Moneter Singapura), Matthew J. Martin (CEO Blossom Finance), Robert Ryu (Korean company crypto-fund) dan Dr Zaharuddin A.R (ICO syariah Malaysia).
Dalam 3 tahun ke depan, sebanyak 8 juta pengusaha kecil dan menengah akan menggunakan teknologi digital, dimana untuk saat ini teknologi tersebutbaru digunakan oleh 9% pengusaha.
Dalam 2 tahun ke depan direncanakanakan berdiri 1000 perusahaan IT muda di Indonesia, dengan nilai keseluruhan mencapai lebih dari10 miliar USD. Untuk mewujudkan hal ini maka 200 start-up baru harus diluncurkan setiap tahunnya. Sebagai salah satu contoh sukses adalah perusahaan Go-Jek yang merupakan salah satu proyek start-up pertama di Indonesia, sekarang nilainya mencapai 3.1 miliar USD.
Dalam Konferensi Blockchain INDO, perhatian khusus akan diberikan kepada para bisnis Start-up melalui sesi presentasi proyek ICOyang sangat menjanjikan dan tidak boleh dilewatkan. “Pada kesempatan ini pembuat proyek akan mengajukan ide menarik berbasis teknologi blockchain, fintech atau IT. Akan banyak sekali proyek dengan prospek yang sangat menjanjikan! Berkat acara seperti ini, tim start-up akan dapat menemukan investor dan dukungan. Inilah kesempatan terbaik untuk mendapatkan perhatian dari perusahaan investasi dan modal ventura,” - ujar Nikolay Volosyankov, penyelenggara konferensi Blockchain INDO.
Pada saat ini, Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di Asia yang penduduknya telah menggunakan koneksi Internet dan smart-phone. Dan tak lama lagi koneksi Internet akan diinstalasikan di 187 daerah terpencil di seluruh Indonesia yang akan semakin memperluas penggunaan blockchain di semua lapisan masyarakat. Beberapa sumber memperkirakan bahwa akan ada sekitar 100.000 pengguna bitcoin di Indonesia pada 6 bulan mendatang.
“Pemerintah Indonesia harus siap untuk merancangperaturan baru terkait teknologi digital, misalnya, bagaimana cara mata uang digital dapat dilindungi dari tantangan ekonomi yang semakin keras dimasa depan,” - tambah Bapak Arijono (CEO Digital Enterprise Indonesia).
Menurut Abas A Jalil, CEO Amanah Capital Group Limited dan pakar pasar keuangan di Asia Tenggara: “Pasar Asia Tenggara, khususnya pasar Indonesia, memiliki potensi tinggi di bidang blockchain dan Fintech, terutama di perekonomian Islam dan bisnis digital. Konferensi ini akan menjadi pembuka gerbang untuk pengembangan teknologi baru di Asia Tenggara dan Indonesia khususnya”.
Blockchain INDO 2018 akan diadakan di minggu terakhir jelang Ramadhan, yaitu pada hari Jumat dan hari Sabtu (11 dan 12 Mei 2018).
Konferensi dan pameran ini diharapkan akan menjadi konferensi Blockchain dan Teknologi Keuangan terbesar di Indonesia pada tahun 2018. Tiket konferensi dapat diperoleh di situs web konferensi https://cryptoeventindo.com/ atau melalui sistem pembayaran ADEI yang memberikan kesempatan bagi peserta dari Indonesia untuk melakukan pembayaran dalam mata uang rupiah.
Untuk informasi lebih lanjut klik disini.