Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memastikan pipa PT Pertamina (Persero) di Balikpapan masih sesuai dengan ANSI B.31.4 atau layak operasi.
Adapun pelaku tumpahan minyak di Balikpapan masih menjadi tanda tanya sampai saat ini, pihak terkait pun masih terus melakukan investigasi.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, pipa Pertamina masih layak operasi, instalasi kilang RU V juga sudah ditetapkan sebagai objek vital nasional sehingga daerah pipa penyalur itu sebagai daerah terbatas terlarang.
"Semoga tim investigasi secara cepat sehingga bisa segera menetapkan siapa yang salah," ujarnya pada Senin (16/4).
Adapun, kejadian tumpahan minyak di Balikpapan yang menewaskan 5 orang itu memang masih dalam tahap investigasi.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Hubungan R. Agus H. Purnomo mengatakan, dari laporan disebutkan ada miskomunikasi antara nahkoda dengan penjaga jangkar kapal pembawa batu bara tersebut. Jangkar pun disebut melorot tepat pada posisi pipa Pertamina dan tersangkut di pipa tersebut.
"Alhasil, pada Sabtu 31 Maret 2018 terjadi tumpahan minyak. Kami pun menghimbau kapal yang keluar masuk untuk keluar secara hati-hati," ujarnya.
Padahal, wilayah pipa Pertamina yang mengalir sampai kilang Balikpapan itu adalah wilayah kapal dilarang menurunkan jangkar. Apalagi, di peta kapal disebut sudah jelas keterangan kalau daerah itu area pipa minyak.
Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan, pihaknya masih belum bisa mendahului investigasi, tetapi dari beberapa pihak sudah ada indikasinya. Namun, tidak etis kalau perseroan mengungkapkan dugaan tersebut.
"Kami belum bisa menyimpulkan untuk saat ini," ujarnya.
Elia pun menyebutkan, kalau faktor penyebab sudah diungkap, pihaknya akan menjadikan hal itu sebagai pembelajaran untuk seluruh bagian dan sektor kilangnya.
"Prioritas kami saat ini adalah menyelesaikan urusan lingkungan dan masyarakat terkena dampak," ujarnya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat Pertamina juga ada kesalahan dalam kasus tumpahan minyak Balikpapan tersebut. Kesalahan itu adalah terkait early warning di area pipa ketika terjadi tumpahan yang tidak muncul.
Meskipun, Pertamina mengklaim telah melakukan antisipasi dengan sigap terkait hal tersebut.