Bisnis.com, JAKARTA—Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ekspor besi dan baja ke Amerika Serikat meningkat signifikan selama Maret 2018.
Suhariyanto, Kepala BPS, mengatakan pada bulan ketiga tahun ini kenaikan ekspor nonmigas terjadi ke hampir semua negara tujuan utama. Amerika Serikat mencatatkan kenaikan terbesar senilai US$303,8 juta atau tumbuh 23,59% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Disusul oleh China yang naik US$296,9 juta dan India dengan kenaikan senilai US$238,9 juta. Beberapa komoditas yang mencatatkan persentase kenaikan ekspor terbesar ke Negeri Paman Sam antara lain komoditas besi dan baja, alas kaki, dan barang rajutan.
"Nah, ekspor besi dan baja, walaupun nilai ekspornya tidak terlalu besar, tetapi peningkatan secara nilainya tinggi dari US$2,13 juta menjadi US$35 juta," katanya di Jakarta, Senin (16/4/2018).
Kendati demikian, Suhariyanto belum dapat memastikan apakah peningkatan ekspor besi dan baja ke Amerika Serikat yang cukup tajam ini merupakan dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. Menurutnya, perlu melihat tren ekspor besi dan baja pada bulan-bulan berikutnya untuk mengambil kesimpulan yang akurat.
"Tetapi bisa saja ini menjadi indikasi karena setelah Pemerintah Amerika Serikat menerapkan bea masuk untuk impor baja, ekspor Indonesia justru meningkat," kata Suhariyanto.
Adapun, Pemerintah Amerika Serikat mengenakan tarif 25% atas impor baja dan 10% untuk impor aluminium pada 23 Maret lalu. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan tarif tersebut untuk melindungi pembuat logam domestik dari impor murah.
Ekspor Besi dan Baja ke AS Melejit
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ekspor besi dan baja ke Amerika Serikat meningkat signifikan selama Maret 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Annisa Sulistyo Rini
Editor : Ratna Ariyanti
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
18 jam yang lalu
Menakar Nasib Spektrum Frekuensi Merger FREN dan EXCL
20 jam yang lalu