Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Daging Kerbau Sebabkan Investasi Peternakan Sapi Jadi Kurang Menarik

Investasi dalam sektor peternakan sapi dinilai kurang menarik seiring dengan kebijakan impor daging kerbau sehingga perlu ada fasilitas dan insentif untuk menarik investor.
Pekerja memeriksa kandang dan kondisi sapi perah di Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Makanan Ternak Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (18/9)./ANTARA-M Agung Rajasa
Pekerja memeriksa kandang dan kondisi sapi perah di Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Makanan Ternak Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (18/9)./ANTARA-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA—Investasi dalam sektor peternakan sapi dinilai kurang menarik seiring dengan kebijakan impor daging kerbau sehingga perlu ada fasilitas dan insentif untuk menarik investor.

Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Teguh Boediyana mengatakan kebijakan pemerintah dengan impor daging kerbau India menyebabkan minat untuk investasi di bidang peternakan sapi potong berkurang.

"Kebijakan pemerintah dengan impor daging kerbau India menyebabkan sedikitnya minat untuk investasi di bidang peternakan sapi potong baik fattening maupun breeding," katanya kepada Bisnis, Senin (26/3/2018).

Pun sama halnya dengan sektor perunggasan yang sudah padat dengan perusahaan-perusahaan incumbent. Menurutnya, sektor tersebut akan sulit berpeluang bagi investor anyar karena perusahaan unggas sudah eksis dan pasti menjadi pesaing berat.

Teguh menilai perlu ada semacam evaluasi dalam niat pemerintah untuk melakukan deregulasi terhadap 141 aturan yang dinilai menghambat investor di bidang pertanian masuk ke dalam negeri agar investasi tersebut tidak melanggar komoditas yang berada dalam daftar negatif investasi.

"Ada ketentuan-ketentuan khusus. Mestinya ada evaluasi terlebih dahulu sejauh ini bagaimanamn minat investasi di bidang peternakan atau pertanian. Tanpa berbagai fasilitas dan insentif yang atraktif sulit mengundang investor," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper