Bisnis.com, PARAPAT –Masterplan pengembangan tiga kawasan prioritas pariwisata nasional yakni Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika/Lombok rencananya mulai dirumuskan 9 April 2018 dan ditargetkan tuntas dalam setahun.
Bahkan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR selaku koordinator pelaksana pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) berharap setidaknya dalam 4 bulan ke depan sudah dihasilkan draft masterplan multisektor pengembangan tiga KSPN prioritas tersebut.
Dengan begitu, dalam beberapa bulan ke depan sudah ada ancar-ancar, bagaimana arah pengembangan, apa yang dibutuhkan kawasan Danau Toba misalnya, dan berapa kebutuhan anggarannya. Begitu juga dengan pengembangan KSPN Borobudur dan Mandalika/Lombok.
Apalagi Bank Dunia yang juga sangat concern atas program ini, sudah siap menyalurkan pinjaman hingga US$300 juta bagi pengembangan tiga kawasan prioritas pariwisata nasional tersebut,”
Selain itu, pemerintah sendiri melalui APBN sudah mengalokasikan US$400 juta berikut dana hibah US$6 juta dari Bank Dunia .Alhasil total anggaran yang disiapkan untuk pengembangan tiga KSPN prioritas tersebut lebih dari US$700 juta.
Lantas, sejauhmana progres persiapan dan koordinasi pengembangannya?
Baca Juga
"Saat ini sudah terbentuk tim perumus masterplan untuk masing-masing KSPN prioritas tersebut yang akan bekerja mulai 9 April 2018," tutur tambah Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis BPIW Hadi Sucahyono, Sabtu (24/3).
Tim masterplan tersebut adalah pemenang lelang di mana Bank Dunia ikut terlibat dalam seleksinya melalui International Competitive Bidding (ICB).
Dalam proses lelang ICB ternyata banyak diminati peserta yang merupakan para pakar dan ahli pengembangan pariwisata dari mancanegara seperti asal Eropa Timur, Australia, Potugal, India dan lain sebagainya.
Namun para pakar asing ini harus tetap menggandeng mitra lokal yakni para pakar, konsultan, pusat-pusat kajian pariwisata dari dalam negeri, atau perguruan tinggi semisal UGM, ITB dan lainnya.
Jadilah perumus masterplan KSPN prioritas adalah tim internasional yakni gabungan para pakar dari dalam dan luar negeri.
”Mitra lokal itu penting, agar para pakar asing tadi tidak ngawang-ngawang alam perencanaannya dan tetap membumi memperhitungkan kekhasan dan kearifan lokal,” tutur Hadi.
Masing-masing tim perumus masterplan pengembangan kawasan pariwisata Borobudur, Danau Toba, dan Mandalika/Lombok ini akan segera bekerja mulai 9 April 2018 dan diharapkan tuntas dalam setahun.
Masterplan pariwisata ini nantinya menghimpun perencanaan yang luas dan multisektor. Bukan sekadar fokus kepada pembangunan infrastruktur pendukung.
Rencana induk ini setidaknya mencakup empat dasar pengembangan yakni pertama, infrastruktur (basic services) seperti bandara, jalan, air dan sanitasi, listrik, drainase dan sebagainya.
Kedua, peningkatan partisipasi masyarakat lokal dan peluang pengembangan ekonomi rakyat.
Ketiga, sebagai sarana promosi masuknya investasi baru, dan keempat, pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia pelaku pariwisata nasional.
Inilah pekerjaan besar yang membutuhkan koordinasi maksimal di mana BPIW menjadi sentral operasional dan koordinasi implementasinya.
Prinsip 3A
Jika disimak, pengembangan pariwisata nasional memang layak digenjot mengingat kekayaan, keunikan an kekhasan alam dan buaya di berbagai destinasi .
Itu sebabnya sejak 2016 pemerintah lantas menyusun 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang pelu dikembangkan secara multisektor yang diperkuat dengan Peraturan presiden (Perpres).
Ke-10 KSPN tersebut adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.
Lantas pada tahun lalu ditambah 2 KSPN lainnya yakni Mandeh dan Toraja. Dengan begitu terdapat 12 KSPN yang juga diperkuat Perpres baru untuk dipacu perkembangannya.
Secara jelas pengembangan KSPN ini diikuti dengan target peningkatan kunjungan wisatawan asing yang paa 2013 tercatat baru 8,8 juta menjadi sedikitnya 20 juta pada 2019. Raihan devisa pun dipatok naik dari sekitar US$12 miliar pada 2015 menjadi sedikitnya US$20 miliar mulai 2019.
Mengingat keterbatasan anggaran, pemerintah tentu harus menentukan KSPN yang benar-benar prioritas untuk dikembangkan. Tanpa meninggalkan yang lain, akhirnya diputuskan untuk menjadikan Danau Toba, Borobudur , dan Mandalika/Lombok sebagai KSPN prioritas.
Jika disimak, Danau Toba memang mewakili destinasi wisata geopark dan alam sementara borobudur menyajikan kekayaan obyek wisata di daratan dan heritage, adapun Mandalika/Lombok menyimpan kekayaan wisata bahari yang memukau.
Apapun karakteristik destinasi wisata yang dimiliki, tetapi haruslah tetap memenuhi prinsip dasar 3A yakni Aksesibilitas menyangkut infrastruktur dasar semisal jalan, Ameinity terkait kelengkapan seperti ketersediaan air dan toilet, dan Atraction atau pertunjukan khas destinasi setempat.
Nah masterplan yang akan disusun inilah yang akan merangkum seluruh kebutuhan pengembangan guna memenuhi prinsip 3A tadi. Pengadaannya tentu butuh koordinasi optimal yang dikomandoi BPIW. Semoga berhasil.