Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia bersama enam negara Asia Tenggara lainnya akan merilis proyek Marine Environment Protection for Southeast Asia Seas (Mepseas) pada Juni 2018.
Proyek berdurasi 4 tahun ini digelar untuk melindungi lingkungan maritim masing-masing negara dari efek samping kegiatan pelayaran.
Direktur Perkapalan dan Kepelautan Kementerian Perhubungan, Junaidi mengatakan proyek Merpseas akan diluncurkan dalam pertemuan The First High-Level Regional Meeting (FHRM).
Ajang itu akan dihadiri sekitar 40 pejabat tinggi dari semua administrator maritim, National Focal Point, dan konsultan nasional dari setiap negara yang terlibat.
Selain itu akan hadir juga perwakilan dari Organisasi Maritim Internasional (IMO), konsultan internasional IMO, Norwegian Agency for Development Cooperation (Norad), Tokyo MOU Secretariat, Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA), dan Woman in Maritime (Wima).
“Indonesia menyambut baik dan menyatakan kesediaan ketika IMO mengajukan tawaran kepada negara-negara yang terlibat untuk secara volunteer menjadi tuan rumah FHRM. Adapun detail penyelenggaraan akan dikomunikasikan dengan IMO kemudian,” jelas Junaidi melalui siaran pers pada Kamis (22/3/2018).
Junaidi menerangkan proyek Merpseas digagas pada Desember 2017 setelah IMO dan Norad bersedia membantu tujuh negara Asia Tenggara melindungi lingkungna mereka. Ketujuh negara Asia Tengggara itu yakni Indonesia, Kamboja, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand.
Proyek ini diharapkan bisa meningkatkan tiap negara untuk menerapkan konvensi perlindungan lingkungan maritim antara lain Ballast Water Management Convention, International Convention for the Prevention of Pollution from Ships, dan Anti-Fouling System Conventions.